Uni Eropa Ancam Berlakukan Hal Sama untuk Produk AS

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
07 March 2018 20:00
Tiga barang yang akan dikenakan tarif lebih tinggi yaitu, selai kacang, cranberries dan jus jeruk di Eropa.
Cecilia Malmstrom, Commisioner Perdagangan Uni Eropa
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa ancam akan mengenakan bea masuk tinggi untuk tiga produk Amerika Serikat (AS), jika  Presiden Donald Trump tetap bersikukuh menetapkan tarif untuk logam impor. Tiga barang yang akan dikenakan tarif lebih tinggi yaitu, selai kacang, cranberries dan jus jeruk di Eropa.

Saat berbicara lewat konferensi pers di Brussels, Belgia, Komisioner Perdagangan Uni Eropa (EU) Cecilia Malmstrom mengatakan institusinya akan membawa kasus ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) dan mengkoordinasikan tindakannya dengan mitra dagang lainnya yang juga menentang usulan tarif AS.

Dia juga mengatakan Brussels sudah menyiapkan daftar sementara berisi produk-produk AS yang akan dikenakan tarif lebih tinggi dari UE jika Trump bersikukuh menerapkan bea impor. Daftar tersebut belum dipublikasi, tetapi menurut informasi yang bocor ke media, tarif dari UE bisa mencapai 2,83 miliar euro (US$3,52 miliar atau senilai Rp 48,4 triliun).

Meskipun begitu, Malmstrom mengungkapkan daftar tersebut terdiri dari produk baja, industri dan pertanian.

"Beberapa jenis bourbon [minuman beralkohol] memang ada di dalam daftar, serta barang-barang lain seperti selai kacang, cranberries, jur jeruk, dan lain-lain," katanya pada hari Rabu (7/3/2018), sembari menambahkan bahwa daftar tersebut akan diumumkan "secepatnya", seperti dilansir dari CNBC Internasional.

Terakhir, ia mengatakan UE tengah bersiap untuk melakukan langkah-langkah pengamanan untuk menghindari banjir logam di UE akibat penetapan tarif tersebut.

"Ada indikasi bahwa Presiden Trump, segera, dalam beberapa hari ke depan, kami belum tau tepatnya, akan menandatangani keputusan bea impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium, yang ia umumkan pada tanggal 1 Maret," kata Malmstrom.

"Hal ini dilakukan dengan sesuatu yang disebut bab 232, merujuk pada keamanan internal dan nasional. Kami memiliki keraguan yang serius terhadap pembenaran tersebut. Kami tidak bisa melihat bagaimana teman-teman Uni Eropa dan sekutu di NATO [North Atlantic Treaty Organization/Pakta Pertahanan Atlantik Utara] bisa menjadi ancaman untuk keamanan nasional di AS. Kami berpendapat asumsi tersebut sangat tidak adil," tambahnya.

Dalam pandangan UE, "motivasi AS adalah langkah pengamanan ekonomi yang disamarkan, bukan langkah keamanan nasional," tambah Malmstrom. "Artinya, UE berhak menggunakan perjanjian perlindungan WTO untuk menyeimbangkan keuntungan yang sudah kami berikan untuk AS di masa lalu."

Cecilia mengatakan Uni Eropa siap untuk beraksi terhadap bea impor tersebut, tetapi masih berharap hal itu bisa dihindari.

"Tidak ada pemenang di perang dagang. Jika hal itu tidak terjadi untuk hal yang lebih baik, maka kami bisa bekerja dengan teman-teman dari Amerika dan sekutu lainnya dalam inti dari permasalahan ini, [yaitu] kelebihan kapasitas," ujarnya, seperti dilansir dari Reuters.

"Namun jika [perang dagang] itu terjadi, kami harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi lapangan kerja di Eropa," tambahnya.

Pada hari Kamis (1/3/2018), Trump mengatakan AS akan menerapkan bea masuk sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium impor dengan harapan membantu produksi dalam negeri. Pengumuman tersebut, yang telah menerima berbagai kritik dari pihak pendukungnya sendiri, meningkatkan kekhawatiran di seluruh dunia akan potensi perang dagang.

Uni Eropa adalah mitra dagang pertama yang menghadirkan langkah-langkah khusus untuk melawan kebijakan Trump tersebut. Meskipun begitu, Kanada telah bersumpah untuk melakukan langkah penanggulangannya sendiri. Meksiko, China dan Brazil juga sudah menyatakan akan mempertimbangkan langkah-langkah perlawanan.

Pekan lalu, Presiden Komisi Eropa (European Commission) Jean-Claude Juncker mengatakan Eropa perlu mengambil tindakan sebagai tanggapan dari ancaman bea impor Trump.

"Ini tidak bisa menjadi aksi translantic unilateral yang dilakukan oleh Amerika," katanya, sembari menyebutkan kemungkinan pajak untuk Harley-Davidson, minuman alcohol bourbon dan Levi's.

Meskipun begitu, para analis dari Bank UBS berargumen niatan Trump untuk memberlakukan tarif pada logam sepertinya tidak akan berdampak besar bagi Eropa. Ia mengatakan lewat sebuah catatan pada hari Rabu bahwa "pangsa baja dan, apalagi, aluminium dalam keseluruhan ekspor wilayah euro itu kecil".

"Baja menyumbang 1,4% dalam ekspor kawasan euro ke AS setara dengan 0,2% total ekspor kawasan euro. Aluminium menyumbang 0,1% atau kurang dari itu terhadap total ekspor ke AS di lintas negara zona euro," kata bank tersebut. "Jadi, dampak ekonomi langsung dari tarif ke kawasan euro seharusnya kecil dan terkonsentrasi di sektor masing-masing."

Namun, Trump juga menyebut tarif baru yang bisa jadi akan diterapkan ke mobil-mobil Eropa jika UE melawan tarif untuk logam.

Foto: Ist/CNBC


"Jika UE ingin menaikkan lagi tarif tinggi dan halangan perdagangan yang sudah mereka terapkan saat ini terhadap perusahaan AS yang beroperasi di sana, kami akan mengenakan pajak terhadap mobil-mobil mereka yang dengan bebas masuk ke AS. Mereka membuat mobil-mobil kita dan produk lainnya sulit untuk dijual di sana. Sungguh suatu ketidakseimbangan perdagangan yang besar!"

"Dibandingkan baja dan aluminium, ekspor otomotif ke AS justru lebih berarti," kata para analis Bank UBS. Mereka berargumen perdebatan dan aksi yang meningkat di antara kedua pihak di Atlantik bisa berakibat buruk pada perekonomian mereka.

Menurut Bank Barclays, perang dagang yang pecah bukanlah ukuran proyeksi, tetapi "kemungkinan yang patut dipantau".

"Yang paling rentan dari peningkatan [situasi] ini adalah perekonomian Asia, khususnya yang sangat menjalin rantai nilai global [global value chain/GVC]," kata para analis bank itu lewat sebuah catatan pada hari Rabu.
(hps) Next Article Cegah Perang Dagang, AS & China Dikabarkan Buka Lembaran Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular