
Februari 2018, Investor Tarik Dana Rp 565,82 T dari Bursa AS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 March 2018 16:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejatuhan bursa saham Amerika Serikat (AS) mendorong investor menarik dana sebesar US$ 41,1 miliar, reksadana senilai US$ 21,5 miliar dan ETF senilai US$ 19,6 miliar sepanjang Februari 2018, seperti dikutip CNBC dari TrimTabs.
Penarikan sebesar itu merupakan yang terbesar ketiga yang pernah dicatat TrimTabs. Sebagai informasi, pada Februari silam tiga indeks acuan saham utama AS yaitu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq mulai memasuki fase koreksi (turun 10% dari titik tertingginya). Aksi penarikan dana ini utamanya terjadi pada awal dan akhir bulan.
Penarikan di instrumen reksadana yang berbasis saham-saham AS merepresentasikan sebesar 0,3% dari total dana kelolaan instrumen jenis tersebut, sementara untuk instrumen ETF nilainya adalah sebesar 0,9%.
Menariknya, reksadana dan ETF berbasis instrumen keuangan dunia (tidak hanya AS) berhasil menarik tambahan dana kelolaan sebesar US$ 17,9 miliar, walaupun sebenarnya bursa saham dunia tertekan lebih dalam dari bursa saham AS.
Hal menarik lainnya, dua ETF yang berhasil menghimpun dana terbesar pada bulan Februari justru merupakan ETF yang berbasis saham-saham AS: iShares Core S&P 500 dan Vanguard S&P 500 berhasil mengumpulkan total dana kelolaan baru sebesar US$ 4,7 miliar. Namun, penarikan dana yang terjadi pada ETF berbasis saham AS paling populer yaitu SPDR S&P 500 mencapai US$ 21,3 miliar.
Tekanan terhadap harga saham dapat diredakan seiring dengan gencarnya perusahaan-perusahaan asal AS melakukan aksi pembelian kembali (buyback) atas saham mereka. Pada bulan lalu, aksi buyback tercatat mencapai rekor baru yakni senilai US$ 151,1 miliar.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Penarikan sebesar itu merupakan yang terbesar ketiga yang pernah dicatat TrimTabs. Sebagai informasi, pada Februari silam tiga indeks acuan saham utama AS yaitu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq mulai memasuki fase koreksi (turun 10% dari titik tertingginya). Aksi penarikan dana ini utamanya terjadi pada awal dan akhir bulan.
Penarikan di instrumen reksadana yang berbasis saham-saham AS merepresentasikan sebesar 0,3% dari total dana kelolaan instrumen jenis tersebut, sementara untuk instrumen ETF nilainya adalah sebesar 0,9%.
Hal menarik lainnya, dua ETF yang berhasil menghimpun dana terbesar pada bulan Februari justru merupakan ETF yang berbasis saham-saham AS: iShares Core S&P 500 dan Vanguard S&P 500 berhasil mengumpulkan total dana kelolaan baru sebesar US$ 4,7 miliar. Namun, penarikan dana yang terjadi pada ETF berbasis saham AS paling populer yaitu SPDR S&P 500 mencapai US$ 21,3 miliar.
Tekanan terhadap harga saham dapat diredakan seiring dengan gencarnya perusahaan-perusahaan asal AS melakukan aksi pembelian kembali (buyback) atas saham mereka. Pada bulan lalu, aksi buyback tercatat mencapai rekor baru yakni senilai US$ 151,1 miliar.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular