
Lembaga Asal Jepang Naikkan Peringkat Utang RI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 March 2018 14:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Rating and Investment Information Inc (R&I), lembaga pemeringkat asal Jepang, menaikkan peringkat surat utang Indonesia berdenominasi valas dari BBB- menjadi BBB. Perekonomian Indonesia dinilai sudah lebih stabil dan tahan guncangan eksternal.
Mengutip siaran tertulis R&I, Rabu (7/3/2018), kinerja ekonomi Indonesia dianggap semakin kuat. Laju inflasi bisa dijaga tetap rendah, serta defisit anggaran dan utang pemerintah masih dalam level aman.
"Ekonomi Indonesia menjadi semakin kuat dan bertahan dari tekanan eksternal. Terlihat dari defisit transaksi berjalan yang rendah. Pembangunan infrastruktur juga menunjukkan kemajuan, iklim investasi semakin membaik," tulis keterangan R&I.
Kemudian, R&I juga meyakini fokus pemerintah tidak akan teralihkan meski pemilu 2019 tinggal setahun lagi. "Kebijakan pemerinah akan tetap fokus kepada menjaga stabilitas makroekonomi dan inisiatif untuk memperbaiki masalah struktural. Ini akan tetap dilakukan meski ada Pilkada 2018 dan Pemilu serta Pilpres 2019," tegas R&I.
Namun, R&I tetap memberi catatan yaitu terkait penerimaan negara. R&I menilai Indonesia membutuhkan lebih banyak sumber pembiayaan untuk membangun infrastruktur, sehingga harus didukung oleh penerimaan pajak yang lebih baik.
Selain itu, R&I juga mencermati perkembangan pertumbuhan kredit. Meski Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga acuan berkali-kali, tetapi pertumbuhan kredit masih melambat.
"R&I akan mencermati apakah kebijakan makroprudensial BI akan membantu mendorong pertumbuhan kredit," sebut keterangan R&I.
Catatan lain dari R&I adalah kepemilikan asing di instrumen obligasi negara yang cukup tinggi, sekitar 40%. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan fiskal yang disiplin.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, R&I menyarankan agar pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim usaha terus dilakukan. Kualitas dari belanja pemerintah juga harus dijaga dan ditingkatkan, sambil terus berupaya meningkatkan penerimaan utamanya dari pajak.
Menanggapi langkah R&I, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan dunia semakin yakin terhadap kinerja ekonomi Indonesia. Investor sudah meyakini bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat.
"Momen positif ini perlu dipertahankan bersama untuk memastikan terjaganya stabilitas perekonoman sehingga mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin kuat, berkelanjutan, dan inklusif. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan termasuk menempuh langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai nilai fundamentalnya dan upaya pendalaman pasar keuangan untuk menjaga stabilitas perekonomian," jelas Agus dalam keterangan tertulis BI.
(aji/aji) Next Article Fitch Naikkan Peringkat OCBC NISP
Mengutip siaran tertulis R&I, Rabu (7/3/2018), kinerja ekonomi Indonesia dianggap semakin kuat. Laju inflasi bisa dijaga tetap rendah, serta defisit anggaran dan utang pemerintah masih dalam level aman.
"Ekonomi Indonesia menjadi semakin kuat dan bertahan dari tekanan eksternal. Terlihat dari defisit transaksi berjalan yang rendah. Pembangunan infrastruktur juga menunjukkan kemajuan, iklim investasi semakin membaik," tulis keterangan R&I.
Namun, R&I tetap memberi catatan yaitu terkait penerimaan negara. R&I menilai Indonesia membutuhkan lebih banyak sumber pembiayaan untuk membangun infrastruktur, sehingga harus didukung oleh penerimaan pajak yang lebih baik.
Selain itu, R&I juga mencermati perkembangan pertumbuhan kredit. Meski Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga acuan berkali-kali, tetapi pertumbuhan kredit masih melambat.
"R&I akan mencermati apakah kebijakan makroprudensial BI akan membantu mendorong pertumbuhan kredit," sebut keterangan R&I.
Catatan lain dari R&I adalah kepemilikan asing di instrumen obligasi negara yang cukup tinggi, sekitar 40%. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan fiskal yang disiplin.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, R&I menyarankan agar pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim usaha terus dilakukan. Kualitas dari belanja pemerintah juga harus dijaga dan ditingkatkan, sambil terus berupaya meningkatkan penerimaan utamanya dari pajak.
Menanggapi langkah R&I, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan dunia semakin yakin terhadap kinerja ekonomi Indonesia. Investor sudah meyakini bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat.
"Momen positif ini perlu dipertahankan bersama untuk memastikan terjaganya stabilitas perekonoman sehingga mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin kuat, berkelanjutan, dan inklusif. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan termasuk menempuh langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai nilai fundamentalnya dan upaya pendalaman pasar keuangan untuk menjaga stabilitas perekonomian," jelas Agus dalam keterangan tertulis BI.
(aji/aji) Next Article Fitch Naikkan Peringkat OCBC NISP
Most Popular