Dolar Lanjutkan Penguatan setelah Pernyataan Hawkish The Fed

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 March 2018 06:54
Indeks dolar menguat 0,29% menjadi 90,6 setelah sebelumnya sempat naik hingga 0,34%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
New York, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke level tertingginya dalam lima minggu terakhir hari Rabu (28/2/2018) didorong prospek pengetatan kebijakan moneter dan proyeksi perekonomian AS yang positif dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.

Inflasi zona Euro yang tercatat melambat ke posisi terendah dalam 14 bulan dan membuat euro terdepresiasi ke level terlemahnya dalam enam minggu terakhir juga menjadi penyebab menguatnya greenback.


Indeks dolar menguat 0,29% menjadi 90,6 setelah sebelumnya sempat naik hingga 0,34%. Euro melemah 0,27% menjadi US$1,22 per euro sementara yen terapresiasi 0,55% menjadi 106,73 per dolar.

Indeks dolar membandingkan greenback dengan enam mata uang utama dunia lainnya.

Dolar mencatatkan performa terbaiknya sejak November 2016 selama bulan Februari setelah juga membukukan apresiasi tertinggi dalam dua bulan terakhir terhadap dolar Kanada dan penguatan tertinggi dalam enam minggu terakhir terhadap poundsterling, Reuters melaporkan.

"Dolar telah mendapatkan dorongan dari perekonomian AS yang kokoh dan bank sentral yang hawkish," kata Joe Manimbo, senior market analyst di Western Union Business Solutions.

Sebelumnya pada hari Selasa, Powell berpidato untuk kali pertama sebagai gubernur The Fed di hadapan Kongres AS.


Dalam pidatonya ia mengungkapkan proyeksi ekonomi AS yang kuat dan kesiapan The Fed menjaga agar perekonomian tidak overheating. Ia juga menegaskan akan tetap menaikkan suku bunga acuan secara bertahap.

Pernyataan itu ditanggapi investor sebagai kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga hingga empat kali tahun ini dari hanya tiga kali yang diperkirakan sebelumnya.
(prm) Next Article Jerome Powell Menuju 2 Periode The Fed, Apa Efeknya bagi RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular