
Garap Fintech, Erajaya Pantang Digilas E-commerce

Dengan mengakuisisi PT IOT dan menggarap segmen fintech yang melayani transaksi digital, perseroan mengirimkan sinyal kuat bahwa “real” commerce mereka akan dipertahankan, tetapi dilengkapi dengan layanan yang lebih maju dari e-commerce, yakni pembayaran dan (tak menutup kemungkinan) pembiayaan digital.
Keputusan bisnis demikian memiliki justifikasi kuat karena Indonesia berpeluang menjadi kolam terbesar bisnis digital di Asia Tenggara. Mengutip riset Google dan Temasek, Indonesia mencatatkan penambahan jumlah pengguna internet tertinggi di antara negara ASEAN karena besarnya populasi, pertumbuhan masyarakat menengah, dan peningkatan penggunaan akses teknologi.
Ini akan memicu makin maraknya transaksi digital, yang saat ini bahkan telah melampaui transaksi konvensional. Dalam laporan terbaru PricewaterhouseCooper (PwC) terbaru, yakni 2018 Indonesia Banking Survey, bankir asing dan bankir domestik kelas kakap disebutkan akan berinvestasi besar-besaran di automatisasi.
![]() |
Dengan memiliki unit bisnis fintech yang menggarap transaksi berbasis digital, perseroan bisa membangun sistem pembayaran elektronik atas pembelian produk-produk gadget yang dijualnya secara lebih efisien, lebih cepat, dan lebih mudah.
Selain itu, Erajaya juga bisa menggunakan IOT sebagai penyedia fasilitas pembiayaan untuk pembelian gadget. Biaya transaksi dan biaya pemberian kredit (cost of fund) yang selama ini dikenakan oleh perbankan bisa dipangkas atau direbut oleh Erajaya.***
(ags/ags)