Garap Fintech, Erajaya Pantang Digilas E-commerce

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
28 February 2018 20:03
Laba Bersih Tertekan
Foto: Doc. CNBC International

Meski perseroan membukukan rerata pertumbuhan per tahun (compounded annual growth rate/ CAGR) di pos pendapatannya sebesar 12% dalam periode 5 tahun (2012-2016), harus diperhatikan bahwa rerata pertumbuhan laba bersihnya pada periode yang sama justru anjlok 12%.

Pada 2012, Erajaya mampu membukukan laba bersih senilai Rp433 miliar (dari pendapatan senilai Rp12,88 triliun). Namun pada 2016, laba bersih perseroan hanya Rp 264 miliar (dari pendapatan sebesar Rp 20,55 triliun).

Ini menunjukkan bahwa margin laba bersih perseroan anjlok dalam lima tahun terakhir, tepat di masa-masa ketika penyedia layanan jual-beli gadget via e-commerce kian marak. Padahal, posisi Erajaya merupakan distributor terbesar telepon seluler.
Garap Fintech, Erajaya Pantang Digilas E-commerceSumber: Reuters

Salah satu pemicu penurunan tersebut adalah maraknya pasar gelap gadget, di samping aturan mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang belum diterapkan secara sempurna terutama untuk produk-produk yang dijual di e-commerce.

Dalam beberapa kesempatan, manajemen Erajaya mengeluhkan tentang banyaknya telepon seluler (ponsel) yang belum memenuhi TKDN, tetapi sudah bisa dijual di marketplace. Ponsel ilegal yang dijual pada umumnya yang merupakan merek terkenal seperti iphone.

Menurut International Telecommunication Union (ITU) dan European Union Intellectual Porperty Office (EUIPO), ponsel pintar ilegal memicu produsen dan distributor ponsel tersebut di Indonesia kehilangan 20% dari potensi pendapatan mereka.
(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular