
Start Up Bisa Jadi Penyumbang Market Cap Besar di BEI
Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 February 2018 13:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan perusahaan start up berbasis teknologi bisa menambah nilai kapitalisasi pasar pasar modal Indonesia. Perusahaan start up saat ini banyak yang bertumbuh menjadi perusahaan besar dengan nilai triliunan rupiah.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, hal tersebut sangat mungkin terwujud karena saat ini, perusahaan terbesar di dunia saat ini merupakan perusahaan berbasis teknologi, bukan lagi perusahaan komoditas.
"Saya harap penyumbang terbesar nantinya di market cap (bursa saham) Indonesia itu start up company," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (28/2).
Dia menilai, dengan banyaknya start up yang mulai bermunculan di Indonesia saat ini memiliki potensi yang besar untuk bisa menguasai pasar dunia.
Untuk itu dia akan terus mendorong Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk segera menyelesaikan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) pada kuartal I-2018. Keberadaan PSAK yang sesuai dengan karakter start up akan mempermudah perusahaan teknologi rintisan untuk bisa mencatatkan sahamnya di publik dengan menghitung nilai aset dari aplikasi yang dimiliki perusahaan tersebut.
"IAI mestinya sudah bisa mengeluarkan penghitungan ini, kalau bisa kuartal ini sudah kelar jadi bisa kapitalisasi masuk ke modal," kata dia.
Saat ini baru ada dua perusahaan start up berbasis teknologi yang mencatatkan sahamnya di BEI, antara lain PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).
Sementara itu, BEI terus mendorong start up yang sudah berstatus unicorn di Indonesia seperti Gojek Indonesia, Tokopedia, Traveloka dan Buka Lapak untuk segera mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia.
Namun, perusahaan tersebut menilai rencana untuk aturan mengenai penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) masih belum berpihak kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Untuk itu perusahaan ini mengharapkan adanya realisasi aturan sehingga mempermudah mereka untuk dapat melakukan IPO.
(hps) Next Article Startup Binaan BEI Siap IPO
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, hal tersebut sangat mungkin terwujud karena saat ini, perusahaan terbesar di dunia saat ini merupakan perusahaan berbasis teknologi, bukan lagi perusahaan komoditas.
"Saya harap penyumbang terbesar nantinya di market cap (bursa saham) Indonesia itu start up company," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (28/2).
Untuk itu dia akan terus mendorong Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk segera menyelesaikan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) pada kuartal I-2018. Keberadaan PSAK yang sesuai dengan karakter start up akan mempermudah perusahaan teknologi rintisan untuk bisa mencatatkan sahamnya di publik dengan menghitung nilai aset dari aplikasi yang dimiliki perusahaan tersebut.
"IAI mestinya sudah bisa mengeluarkan penghitungan ini, kalau bisa kuartal ini sudah kelar jadi bisa kapitalisasi masuk ke modal," kata dia.
Saat ini baru ada dua perusahaan start up berbasis teknologi yang mencatatkan sahamnya di BEI, antara lain PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).
Sementara itu, BEI terus mendorong start up yang sudah berstatus unicorn di Indonesia seperti Gojek Indonesia, Tokopedia, Traveloka dan Buka Lapak untuk segera mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia.
Namun, perusahaan tersebut menilai rencana untuk aturan mengenai penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) masih belum berpihak kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Untuk itu perusahaan ini mengharapkan adanya realisasi aturan sehingga mempermudah mereka untuk dapat melakukan IPO.
(hps) Next Article Startup Binaan BEI Siap IPO
Most Popular