
Startup Binaan BEI Siap IPO
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 January 2018 13:41

Jakarta, CNBC Indonesia - IDX Incubator menelurkan satu perusahaan startup binaan yang siap mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di tahun ini. Dari sisi valuasi aset perusahaan ini sudah memenuhi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan memenuhi ketentuan pencatatan saham di bursa.
Head of IDX Incubator Irmawati Amran mengatakan, menurut Ikakatan Akuntansi Indonesia (IAI) startup binaan BEI tersebut bisa mencatatkan saham tanpa harus menggunakan PSAK baru mengenai penghitungan aset tak berwujud (intangible asset).
“Kami sudah ketemu mereka pakai yang lama bisa. Mereka sudah penuhi aturan net tangible asset Rp 5 miliar," kata Irmawati di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (11/1).
Startup milik BEI tersebut bergerak di sektor teknologi finansial, khususnya investasi. Saat ini perusahaan tersebut tengah mempersiapkan pembentukan badan usaha untuk bisa memenuhi aturan Good Corporate Governance (GCG) dari bursa.
"Aplikasinya investment and trading. Potensi ada, tapi dia tetap persiapkan company untuk memenuhi GCG, yaitu tadi komisaris harus ada, direktur independen, corsec, komite audit. Tidak cuma itu tapi juga aturan GCG yang ada di bursa, mereka harus siap melaksanakan itu," jelas dia.
Diakuinya perusahaan ini sudah dipertemukan dengan calon penjamin emisinya (underwriter) untuk diberikan arahan dan perspektif mengenai keuangan. Terutama mengenai jumlah modal awal yang harus disetorkan perusahaan sebelum menjadi perusahaan publik.
"Kalau underwriter sifatnya kalau sudah memenuhi sarat finansial dan kliatan dia bisa menarik investor ya mereka tertarik. Tapi ya mereka harus mempersiapkan diri dulu. Potensi ada tapi tetep banyak hal yang harus disiapkan," kata dia
(hps) Next Article Banyak Startup RI Bakal IPO, Kabar Baik atau Buruk?
Head of IDX Incubator Irmawati Amran mengatakan, menurut Ikakatan Akuntansi Indonesia (IAI) startup binaan BEI tersebut bisa mencatatkan saham tanpa harus menggunakan PSAK baru mengenai penghitungan aset tak berwujud (intangible asset).
“Kami sudah ketemu mereka pakai yang lama bisa. Mereka sudah penuhi aturan net tangible asset Rp 5 miliar," kata Irmawati di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (11/1).
"Aplikasinya investment and trading. Potensi ada, tapi dia tetap persiapkan company untuk memenuhi GCG, yaitu tadi komisaris harus ada, direktur independen, corsec, komite audit. Tidak cuma itu tapi juga aturan GCG yang ada di bursa, mereka harus siap melaksanakan itu," jelas dia.
Diakuinya perusahaan ini sudah dipertemukan dengan calon penjamin emisinya (underwriter) untuk diberikan arahan dan perspektif mengenai keuangan. Terutama mengenai jumlah modal awal yang harus disetorkan perusahaan sebelum menjadi perusahaan publik.
"Kalau underwriter sifatnya kalau sudah memenuhi sarat finansial dan kliatan dia bisa menarik investor ya mereka tertarik. Tapi ya mereka harus mempersiapkan diri dulu. Potensi ada tapi tetep banyak hal yang harus disiapkan," kata dia
(hps) Next Article Banyak Startup RI Bakal IPO, Kabar Baik atau Buruk?
Most Popular