
Jokowi Sayangkan Perusahaan RI yang Listing di Luar Negeri
Arys Aditya, CNBC Indonesia
20 February 2018 20:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Bursa menyatakan delapan dari 42 perusahaan yang melantai di bursa asing tetapi beroperasi di Indonesia telah berkomitmen untuk listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Delapan perusahaan tersebut bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan.
Usai memberikan laporan kepada Presiden Joko Widodo, Selasa (20/2/2018), Direktur Utama PT BEI Tito Sulistio mengemukakan pihaknya berterima kasih atas dukungan Kepala Negara atas rencana Bursa yang ingin meminta komitmen dari 42 perusahaan itu.
"Saya terima kasih ke Pak Jokowi karena dari 42 perusahaan yang aset serta revenue-nya di Indonesia tapi listed di luar negeri Pak Jokowi bilang harus listed di Indonesia, sudah delapan yang kami temui dan rata-rata mau. Sektornya mining dan plantation," ungkapnya di Kompleks Istana Kepresidenan.
Dia mengaku tidak bisa menjanjikan delapan perusahaan tersebut bakal melantai pada tahun ini. Pasalnya, proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) membutuhkan waktu panjang. Meski demikian, dia tidak mempermasalahan hal itu.
"Lama karena pada dasarnya mereka sudah listed ada yang di Singapura, New York, Malaysia, Hong Kong, Sydney. Artinya sudah rapi, tapi kan mereka untuk listed di sini mesti pakai local entity. Saya nggak tau kapan, yang penting sudah ada goodwillnya," ujar Tito.
Adapun, Tito memaparkan ada beberapa opsi yang bisa dipilih oleh perusahaan-perusahaan semacam itu ketika akan melantai di bursa Indonesia.
Opsi pertama adalah melakukan IPO untuk subholding dari perusahaan induk yang telah listing di bursa asing atau perusahaan induk itu sendiri yang listing dengan memakai Indonesian Depository Receipt. "Insyallah tidak ada problem," tutup Tito.
(dru) Next Article Masa Singkat Jabatan Tito yang Penuh Kejutan
Usai memberikan laporan kepada Presiden Joko Widodo, Selasa (20/2/2018), Direktur Utama PT BEI Tito Sulistio mengemukakan pihaknya berterima kasih atas dukungan Kepala Negara atas rencana Bursa yang ingin meminta komitmen dari 42 perusahaan itu.
"Saya terima kasih ke Pak Jokowi karena dari 42 perusahaan yang aset serta revenue-nya di Indonesia tapi listed di luar negeri Pak Jokowi bilang harus listed di Indonesia, sudah delapan yang kami temui dan rata-rata mau. Sektornya mining dan plantation," ungkapnya di Kompleks Istana Kepresidenan.
"Lama karena pada dasarnya mereka sudah listed ada yang di Singapura, New York, Malaysia, Hong Kong, Sydney. Artinya sudah rapi, tapi kan mereka untuk listed di sini mesti pakai local entity. Saya nggak tau kapan, yang penting sudah ada goodwillnya," ujar Tito.
Adapun, Tito memaparkan ada beberapa opsi yang bisa dipilih oleh perusahaan-perusahaan semacam itu ketika akan melantai di bursa Indonesia.
Opsi pertama adalah melakukan IPO untuk subholding dari perusahaan induk yang telah listing di bursa asing atau perusahaan induk itu sendiri yang listing dengan memakai Indonesian Depository Receipt. "Insyallah tidak ada problem," tutup Tito.
(dru) Next Article Masa Singkat Jabatan Tito yang Penuh Kejutan
Most Popular