
Pembukaan Sesi I IHSG Menguat, Ikuti Rebound Wall Street
Hidayat Setiaji & Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 February 2018 08:57

Jakarta, CNCB Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka menguat 0,04% ke level 6.507,86 poin, merespons rebound bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, akhir pekan lalu. Laporan keuangan yang akan dirilis sejumlah emiten, akan menjadi perhatian investor di pasar saham domestik pada perdagangan hari ini.
Penguatan bursa saham domestik ini sejalan dengan bursa utama Asia lainnya, dimana indeks Kospi menguat 0,78%. Bursa saham Jepang hari ini tidak beraktifitas karena libur nasional. Sementara bursa, saham Singapura terkoreksi tipis, 0,03%.
Akhir pekan lalu, bursa saham Wall Street berhasil mencatatkan penguatan pada perdagangan akhir pekan lalu setelah sebelumnya tertekan dahsyat. IndeksDow Jones berakhir naik 1,38% menjadi 24.190,90 poin, indeks S&P 500 ditutup menguat 1,49% menjadi 2.619,55 poin, dan indeks Nasdaq naik 1,44% menjadi 6.874,49 poin. Namun selama sepekan lalu, Dow Jones turun 5,12% yang merupakan performa mingguan terparah sejak Januari 2016.
Pemicu terjadinya aksi jual yang menyebabkan Wall Street jatuh adalah rencana kenaikan suku bunga acuan yang makin agresif dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Rencana ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS naik.
Head of Research Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan, ada beberapa katalis yang akan mendorong penguatan IHSG pekan ini, baik dari dalam maupun dari luar.
“Investor akan menantikan Rapat Dewan Gurbernur Bank Indonesia pada pertengahan pekan yang akan memutuskan mengenai BI 7 Days Repo Rate yang diprediksi akan tetap,” kata David di Jakarta, Senin (12/2).
Selain itu, pengumuman Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pekan lalu menjadi katalis bagi investor. Dan dari luar, penguatan bursa saham AS membuat investor sedikit percaya diri.
Sementara itu, pasar komoditas mengalami tekanan, dimana harga minyak WTI turun 0,29% menjadi US$ 59,37 per barel. Sementara harga minyak brent turun 0,06% menjadi US$ 62,83 per barel.
Harga komoditas belum bisa diharapkan membantu IHSG. Tidak hanya minyak, harga komoditas pertambangan dan perkebunan pun tengah anjlok.
Harga tembaga, nikel, dan timah turun di kisaran 1%. Sementara harga minyak sawit, karet, dan kakao juga bergerak merah. Ini akan mempengaruhi kinerja emiten pertambangan dan perkebunan.
Berikut adalah sejumlah agenda yang akan terjadi hari ini:
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Penguatan bursa saham domestik ini sejalan dengan bursa utama Asia lainnya, dimana indeks Kospi menguat 0,78%. Bursa saham Jepang hari ini tidak beraktifitas karena libur nasional. Sementara bursa, saham Singapura terkoreksi tipis, 0,03%.
Akhir pekan lalu, bursa saham Wall Street berhasil mencatatkan penguatan pada perdagangan akhir pekan lalu setelah sebelumnya tertekan dahsyat. IndeksDow Jones berakhir naik 1,38% menjadi 24.190,90 poin, indeks S&P 500 ditutup menguat 1,49% menjadi 2.619,55 poin, dan indeks Nasdaq naik 1,44% menjadi 6.874,49 poin. Namun selama sepekan lalu, Dow Jones turun 5,12% yang merupakan performa mingguan terparah sejak Januari 2016.
Pemicu terjadinya aksi jual yang menyebabkan Wall Street jatuh adalah rencana kenaikan suku bunga acuan yang makin agresif dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Rencana ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS naik.
“Investor akan menantikan Rapat Dewan Gurbernur Bank Indonesia pada pertengahan pekan yang akan memutuskan mengenai BI 7 Days Repo Rate yang diprediksi akan tetap,” kata David di Jakarta, Senin (12/2).
Selain itu, pengumuman Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pekan lalu menjadi katalis bagi investor. Dan dari luar, penguatan bursa saham AS membuat investor sedikit percaya diri.
Sementara itu, pasar komoditas mengalami tekanan, dimana harga minyak WTI turun 0,29% menjadi US$ 59,37 per barel. Sementara harga minyak brent turun 0,06% menjadi US$ 62,83 per barel.
Harga komoditas belum bisa diharapkan membantu IHSG. Tidak hanya minyak, harga komoditas pertambangan dan perkebunan pun tengah anjlok.
Harga tembaga, nikel, dan timah turun di kisaran 1%. Sementara harga minyak sawit, karet, dan kakao juga bergerak merah. Ini akan mempengaruhi kinerja emiten pertambangan dan perkebunan.
Berikut adalah sejumlah agenda yang akan terjadi hari ini:
- Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat kerja membahas evaluasi penerimaan negara 2017 dan rencana 2018. Dilanjutkan dengan rapat membahas rencana pembentukan holding BUMN (10.00 WIB).
- Rilis data penjualan sepeda motor nasional (11.00 WIB).
- Presiden Joko Widodo dan para pejabat negara mengadakan sidang kabinet membahas Rencana Kerja Pemerintah 2019 (14.00 WIB).
- Pengumuman data realisasi investasi China (09.00).
- Lelang obigasi negara AS tenor tiga dan enam bulan (11.30).
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular