
Kapitalisasi Pasar BEI Tumbuh Fantastis Dalam 25 Tahun
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 February 2018 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama 25 tahun terakhir, pasar modal Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan. Sejak diswastanisasi pada 13 Juli 1992, kapitalisasi pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) kala itu hanya sebesar Rp 24,4 triliun saja. Namun saat ini kapitalisasi pasar bursa telah mencapai Rp 7.235,83 triliun atau tumbuh 29.555%.
Jumlah kapitalisasi pasar ini juga telah melampui total aset perbankan yang saat ini berjumlah sebesar Rp 7,22 triliun.
Sementara itu, laju Indeks Saham Gabungan (IHSG) sepanjang swastanisasi Bursa Efek juga mencatatkan persentase pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan bursa negara lain yakni 2.272% menjadi 6.505,52 poin per akhir pekan ini dari level di 13 Juli 1992 silam sebesar 274,24 poin.
Persentase pertumbuhan IHSG melampaui telah pertumbuhan Bursa Thailand yang tumbuh sebesar 104%, Malaysia 190%, Singapura 132%, Jepang 37%, Amerika Serikat (Indeks Dow Jones) 692%, serta Inggris 165%. Dari sisi outstanding obligasi di BEI juga mengalami pertumbuhan selama lebih dari 25 tahun terakhir sebesar 315% menjadi Rp2.487 triliun dari Rp598,7 triliun di 1992 silam.
Sejak mencatatkan emiten pertamanya pada 10 Agustus 1977 silam, saat ini jumlah perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sudah berjumlah 567 perusahaan.
Jika ditarik lebih jauh ke belakang, pasar modal Indonesia sesungguhnya telah berdiri sejak 1912 di Batavia, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pendirian pasar modal ini dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda yang menduduki Indonesia pada masa itu untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Namun, karena terjadinya Perang Dunia I dan II bursa saham berkali-kali ditutup hingga resmi kembali dibuka pada 1977 dan mencatatkan saham emiten pertamanya PT Semen Cibinong.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Jumlah kapitalisasi pasar ini juga telah melampui total aset perbankan yang saat ini berjumlah sebesar Rp 7,22 triliun.
Sementara itu, laju Indeks Saham Gabungan (IHSG) sepanjang swastanisasi Bursa Efek juga mencatatkan persentase pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan bursa negara lain yakni 2.272% menjadi 6.505,52 poin per akhir pekan ini dari level di 13 Juli 1992 silam sebesar 274,24 poin.
Sejak mencatatkan emiten pertamanya pada 10 Agustus 1977 silam, saat ini jumlah perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sudah berjumlah 567 perusahaan.
Jika ditarik lebih jauh ke belakang, pasar modal Indonesia sesungguhnya telah berdiri sejak 1912 di Batavia, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pendirian pasar modal ini dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda yang menduduki Indonesia pada masa itu untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Namun, karena terjadinya Perang Dunia I dan II bursa saham berkali-kali ditutup hingga resmi kembali dibuka pada 1977 dan mencatatkan saham emiten pertamanya PT Semen Cibinong.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular