Investor Lokal Indonesia Kian Berjaya

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
07 February 2018 19:14
Hal tersebut tampak dari peningkatan kepemilikan investor domestik pada saham scriptless yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepemilikan saham di pasar saham di Bursa Efek Indonesia tidak lagi didominasi oleh investor asing. Hal tersebut tampak dari peningkatan kepemilikan investor domestik pada saham scriptless yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia. 

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tercatat nilai kepemilikan efek saham oleh investor lokal mencapai Rp 1.976,68 triliun atau setara 49% dari total saham yang tercatat dan tersimpan di KSEI per Januari 2018.

Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi mengatakan hal ini menjadi capaian tersendiri bagi industri pasar modal Indonesia yang sebelumnya didominasi oleh investor asing.

"Tapi ya ini bisa dilihat dari dua sisi. Dulu ketika pasar modal kita didominasi investor asing ada yang bilang ya itu pertanda ekonomi kita bagus jadi investor lokal juga harusnya percaya. Sekarang investor lokal banyak juga dibilang bagus ya berarti sudah tidak dikuasai asing," kata perempuan yang akrab disapa Bu Kiki kepada CNBC Indonesia di kantornya, Rabu (07/02/2018).

Menurutnya, peningkatan porsi investor lokal akan membuat pasar modal Indonesia semakin stabil. Sebab, investor asing cenderung lebih cepat angkat kaki dari pasar modal Indonesia jika terjadi ketidakpastian.

Nilai Saham Scriptless di Kustodian Sentral Efek Indonesia
Investor Lokal Indonesia Kian BerjayaFoto: CNBC Indonesia

Adapun, total nilai efek saham yang tercatat di KSEI mencapai Rp 4.022,90 triliun dalam bentuk scriptless atau 55% dari total kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar Rp 7.287,40. Artinya masih ada 45% saham yang masih dalam bentuk fisik.

Untuk itu, KSEI kini sedang melakukan kajian untuk menerapkan full dematerialisasi dengan lembaga penasihat hukum. Menurut Friderica, efek saham yang sudah dimaterialisasi akan memudahkan regulator dan otoritas dalam mengawasi transaksi dan melakukan mitigasi risiko.

"Sekarang ini yang belum scriptless itu tinggal saham-saham milik founder karena kan itu seperti baby mereka ya. Tapi kita sedang lakukan kajian untuk bisa menerapkan full dematerialisasi di Indonesia seperti Taiwan," kata Kiki.

(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular