Gerai Ramai Tutup, Bagaimana Nasib Saham Peritel?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 February 2018 12:53
Hal ini berpotensi mengganggu kinerja saham-saham dari sub sektor penjualan ritel.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan penjualan ritel berpotensi turun pada 2018, sehingga ekspektasi investor terhadap saham-saham dari sektor ini mulai turun. Hal ini berpotensi mengganggu kinerja saham-saham dari sub sektor penjualan ritel.

Tercatat, saham-saham sektor ritel, terutama yang menyasar kelas menengah-bawah seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), yang tertekan sepanjang tahun lalu.

Penurunan harga saham LPPF dan RALS tidak lain disebabkan tekanan kinerja keuangan mereka. Pada 9 bulan pertama tahun lalu, laba bersih setelah pajak LPPF anjlok hingga 7% YoY, jauh di bawah capaian periode yang sama tahun 2016 yakni pertumbuhan sebesar 16% YoY.

Laba bersih setelah pajak RALS tumbuh tipis sebesar 2% YoY sepanjang sembilan bulan pertama 2017, turun jauh dibandingkan capaian 2016 yang mencapai 19% YoY.

Senada dengan RALS, laba bersih setelah pajak PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga mencatatkan pelemahan pertumbuhan. Sampai dengan akhir kuartal III-2017, nilainya tercatat sebesar 113% YoY, turun dari yang sebelumnya 501% YoY.

Walaupun mencatatkan penurunan yang signifikan, nilai yang masih lebih baik dibandingkan kompetitornya membuat saham MAPI masih diburu investor sepanjang tahun lalu. Namun harga sahamnya mulai terkoreksi dalam beberapa waktu terakhir.

Bagaimana pun juga, masih akan melemahnya penjualan ritel, setidaknya selama paruh pertama tahun ini, membuat investor harus mewaspadai saham-saham di sektor tersebut.

Gerai Ramai Tutup, Bagaimana Nasih Saham Peritel ?Foto: CNBC Indonesia


Survei BI

Selain itu, Bank Indonesia baru saja merilis hasil survei penjualan eceran periode Desember 2017. Tercatat, sepanjang bulan Desember 2017 penjualan ritel tumbuh sebesar 0,7% YoY, melambat dari capaian Desember 2016 yang sebesar 10,5% YoY.

Secara kumulatif sepanjang 2017, penjualan ritel naik tipis sebesar 2,9%, jauh melambat dibandingkan capaian 2016 yang mampu tumbuh hingga 11%.

Survei tersebut juga memproyeksikan penjualan dalam 3 bulan ke depan (sampai dengan Maret) akan menurun. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi penjualan periode 3 bulan yang turun menjadi 118,7, dari 134,6 pada bulan November. Sementara untuk indeks penjualan periode 6 bulan (sampai dengan Juni), nilainya turun menjadi 149, dari yang sebelumnya 151.

Melemahnya ekspektasi penjualan salah satunya disebabkan oleh tekanan harga yang tinggi. Pada Desember 2017, indeks ekspektasi harga umum periode 3 bulan naik menjadi 158,2, dari yang sebelumnya 152,8.
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular