
IHSG Ditutup Terkoreksi Meskipun Pertumbuhan Ekonomi Membaik
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 February 2018 16:51

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,59% ke level 6.589,67 poin pada perdagangan awal pekan. Seluruh sektor saham ditutup turun, dipimpin oleh sektor aneka industri yang melemah hingga 1,87%
Transaksi berlangsung moderat dengan nilai Rp 7,12 triliun. Sebanyak 122 saham ditutup menguat, 242 saham melemah, sementara 190 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diumumkan pada angka 5,07%, lebih baik dari ekspektasi di level 5,06%. Hal ini lantas memberikan energi positif bagi IHSG yang sempat dibuka melemah hingga 1,28%.
Namun kontrak futures indeks saham utama AS yaitu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq diperdagangkan melemah pada hari ini, masing-masing sebesar 0,49%, 0,24%, dan 0,13%; membuat investor menahan diri. Hal ini memberi indikasi bahwa bursa saham AS akan kembali terkoreksi.
Bursa saham AS terkoreksi karena ketakutan investor atas kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi dari perkiraan, terlebih setelah kuatnya data tenaga kerja yang dirilis pada Jumat lalu. Biro statistik AS melaporkan penciptaan lapangan kerja sepanjang bulan Januari mencapai angka 200 ribu, jauh lebih tinggi dari prediksi yang hanya sebesar 180 ribu.
Investor lantas meresponnya dengan melepas kepemilikan pada saham dan obligasi, tidak hanya di AS, namun juga di negara-negara berkembang. Tercatat, bursa saham regional melemah pada perdagangan hari ini: Indeks Nikkei anjlok 2,55%, indeks Hang Seng turun 1,09%, indeks Strait Times turun 1,33%, indeks SET (Thailand) turun 1,01%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia turun 0,93%.
Saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG diantaranya: PT Astra International Tbk (ASII) turun 2,01%, PT Unilever Indonesia (UNVR) turun 1,64%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,73%, PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,59%, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 2,95%.
Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 656,6 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 128,43 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 98,55 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 80,87 miliar), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 59,46 miliar), dan PT Unilever Indonesia/UNVR (Rp 58,32 miliar).
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Transaksi berlangsung moderat dengan nilai Rp 7,12 triliun. Sebanyak 122 saham ditutup menguat, 242 saham melemah, sementara 190 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diumumkan pada angka 5,07%, lebih baik dari ekspektasi di level 5,06%. Hal ini lantas memberikan energi positif bagi IHSG yang sempat dibuka melemah hingga 1,28%.
Bursa saham AS terkoreksi karena ketakutan investor atas kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi dari perkiraan, terlebih setelah kuatnya data tenaga kerja yang dirilis pada Jumat lalu. Biro statistik AS melaporkan penciptaan lapangan kerja sepanjang bulan Januari mencapai angka 200 ribu, jauh lebih tinggi dari prediksi yang hanya sebesar 180 ribu.
Investor lantas meresponnya dengan melepas kepemilikan pada saham dan obligasi, tidak hanya di AS, namun juga di negara-negara berkembang. Tercatat, bursa saham regional melemah pada perdagangan hari ini: Indeks Nikkei anjlok 2,55%, indeks Hang Seng turun 1,09%, indeks Strait Times turun 1,33%, indeks SET (Thailand) turun 1,01%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia turun 0,93%.
Saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG diantaranya: PT Astra International Tbk (ASII) turun 2,01%, PT Unilever Indonesia (UNVR) turun 1,64%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,73%, PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,59%, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 2,95%.
Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 656,6 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 128,43 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 98,55 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 80,87 miliar), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 59,46 miliar), dan PT Unilever Indonesia/UNVR (Rp 58,32 miliar).
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular