
Jelang Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi, IHSG Masih Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 February 2018 10:36

Jakarta, CNBC Indonesia – Jelang pengumuman pertumbuhan ekonomi, oleh Badan Pusat Statistik (BPS), IHSG tercatat masih terkoreksi 0,9%. Seluruh sektor saham tecatat melemah, dipimpin oleh sektor aneka industri yang terkoreksi 1,79%.
Pelemahan pasar saham regional dimanfaatkan investor untuk melakukan profit taking. Indeks Nikkei turun 2,43%, indeks Shanghai turun 0,55%, indeks Hang Seng turun 1,9%, indeks Kospi turun 1,71%, dan indeks Strait Times turun 1,25%.
Koreksi bursa regional disebabkan oleh anjloknya bursa saham Amerika Serikat pada hari Jumat lalu (Dow Jones anjlok 2,54%, S&P 500 turun 2,12%, dan Nasdaq melemah 1,96%).
Pada perdagangan hari ini, kontrak futures dari ketiga indeks tersebut kompak melemah, masing-masing sebesar 0,68%, 0,45%, dan 0,33%. Hal ini menunjukkan bahwa bursa saham AS berpotensi kembali melemah pada hari ini.
Lepas Kepemilikan
Anjloknya bursa saham AS menyebabkan investor lebih memilih untuk melepas kepemilikannya pada pasar saham negara berkembang dan mengalihkannya ke dalam dolar AS. Sampai dengan berita ini diturunkan, investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp 224,24 miliar di pasar saham Indonesia.
Mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, lantas tercatat melemah terhadap dolar AS: rupiah turun 0,35%, ringgit turun 0,28%, bath turun 0,1%, dan rupee turun 0,23%.
Di AS sendiri, kekhawatiran atas sudah terlalu tingginya indeks saham membuat investor melakukan aksi jual. Tidak hanya di pasar saham, aksi jual juga terus terjadi di pasar obligasi seiring dengan positifnya data penciptaan tenaga kerja yang berpotensi mendorong the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuannya secara agresif pada tahun ini.
Pada Jumat pekan lalu, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun AS melonjak ke angka 2,84%, dari yang sebelumnya 2,79%. Biro statistik AS melaporkan penciptaan lapangan kerja sepanjang bulan Januari mencapai angka 200 ribu, lebih tinggi dari prediksi yang hanya sebesar 180 ribu.
Selain itu, investor juga nampak melepas posisi guna mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal 4 yang akan diumumkan BPS pada pukul 11:00 WIB nanti.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2017 sebesar 5,12% YoY, sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 diperkirakan sebesar 5,06% YoY. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 di angka 5,1%.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Pelemahan pasar saham regional dimanfaatkan investor untuk melakukan profit taking. Indeks Nikkei turun 2,43%, indeks Shanghai turun 0,55%, indeks Hang Seng turun 1,9%, indeks Kospi turun 1,71%, dan indeks Strait Times turun 1,25%.
Koreksi bursa regional disebabkan oleh anjloknya bursa saham Amerika Serikat pada hari Jumat lalu (Dow Jones anjlok 2,54%, S&P 500 turun 2,12%, dan Nasdaq melemah 1,96%).
Lepas Kepemilikan
Anjloknya bursa saham AS menyebabkan investor lebih memilih untuk melepas kepemilikannya pada pasar saham negara berkembang dan mengalihkannya ke dalam dolar AS. Sampai dengan berita ini diturunkan, investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp 224,24 miliar di pasar saham Indonesia.
Mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, lantas tercatat melemah terhadap dolar AS: rupiah turun 0,35%, ringgit turun 0,28%, bath turun 0,1%, dan rupee turun 0,23%.
Di AS sendiri, kekhawatiran atas sudah terlalu tingginya indeks saham membuat investor melakukan aksi jual. Tidak hanya di pasar saham, aksi jual juga terus terjadi di pasar obligasi seiring dengan positifnya data penciptaan tenaga kerja yang berpotensi mendorong the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuannya secara agresif pada tahun ini.
Pada Jumat pekan lalu, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun AS melonjak ke angka 2,84%, dari yang sebelumnya 2,79%. Biro statistik AS melaporkan penciptaan lapangan kerja sepanjang bulan Januari mencapai angka 200 ribu, lebih tinggi dari prediksi yang hanya sebesar 180 ribu.
Selain itu, investor juga nampak melepas posisi guna mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal 4 yang akan diumumkan BPS pada pukul 11:00 WIB nanti.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2017 sebesar 5,12% YoY, sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 diperkirakan sebesar 5,06% YoY. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 di angka 5,1%.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular