
Sesi I Akhir Pekan, IHSG Dibuka Menguat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 February 2018 09:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,64% ke level 6.640,61 poin. Penguatan berpotensi terjadi pada IHSG hari ini setelah kemarin sempat mengalami koreksi.
Pembukaan pasar saham domestik, aga sedikit berbeda dengan bursa saham Asia. Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini berada di zona merah, dimana indeks Nikkei turun 0,97%%. Indeks Hang Seng turun 0,75%, indeks Shanghai turun 0,97%, indeks Kospi turun 0,90% dan indeks Strait Time naik 0,37%.
Indeks di bursa AS, Wall Street, ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones menguat 0,14%, tetapi indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq terkoreksi 0,06% dan 0,35%.
Bursa saham AS kalah melawan pasar obligasi yang semakin menarik seiring peningkatan imbal hasil (yield). Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 2,75%. Selama 2018, yield sudah naik 27,56%.
Kenaikan yield obligasi pemerintah AS dipicu oleh perekonomian dunia yang diperkirakan semakin membaik. Suku bunga acuan Negeri Paman Sam yang tidak berubah juga mendorong investor asing untuk mencari aset-aset di luar dolar AS. Ini mendorong yield obligasi ke atas.
Data ketenagakerjaan yang lebih baik tidak mampu menjadi energi positif bagi Wall Street. US Labor Department dalam laporan awalnya menyebutkan klaim tunjangan tunakarya di AS pada Januari 2018 sebesar 230.000. Lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang mencapai 238.000.
Harga minyak dunia (WTI) tercatat naik 0,7% menjadi US$ 66,28 dan harga emas turun 0,1% ke level US$ 1.347,68 per ons. Harga tembaga naik 0,5% ke level harga US$ 7.119 per metrik ton.
Kenaikan harga minyak dipicu oleh survey anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menyebutkan kesepakatan terhadap pemotongan produksi masih dipatuhi. Ditambah lagi situasi yang masih panas di Venezuela menyebabkan produksi minyak di negara tersebut turun.
Dalam beberapa waktu terakhir, kenaikan harga minyak mampu menjadi bahan bakar penguatan IHSG. Patut disimak bagaimana pengaruh kenaikan harga minyak terhadap kinerja saham-saham migas dan pertambangan.
Perkembangan dolar AS juga bisa membantu penguatan Indeks. Dolar AS masih dalam posisi tertekan, di mana Dollar Index melemah sampai 0,54%. Sepanjang 2018, Dollar Index sudah melemah 3,77%.
Dolar AS menjadi rapuh karena sepertinya tren kenaikan suku bunga global sudah di depan mata. AS tidak akan lagi menjadi satu-satunya negara dengan suku bunga menarik.
Namun ada hal yang bisa membuat IHSG melanjutkan pelemahan. Investor asing sepertinya masih cenderung keluar dari Indonesia, menyusul yield obligasi negara AS yang semakin menarik. Sentimen ini terbukti membuat Wall Street takluk.
Potensi ambil untung juga masih membayangi IHSG, Meski sudah melemah selama dua hari berturut-turut, IHSG masih membukukan penguatan 3,82% sepanjang 2018. Masih ada selisih keuntungan yang bisa dicairkan investor kapan saja.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Pembukaan pasar saham domestik, aga sedikit berbeda dengan bursa saham Asia. Bursa saham Jepang pada perdagangan pagi ini berada di zona merah, dimana indeks Nikkei turun 0,97%%. Indeks Hang Seng turun 0,75%, indeks Shanghai turun 0,97%, indeks Kospi turun 0,90% dan indeks Strait Time naik 0,37%.
Indeks di bursa AS, Wall Street, ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones menguat 0,14%, tetapi indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq terkoreksi 0,06% dan 0,35%.
Bursa saham AS kalah melawan pasar obligasi yang semakin menarik seiring peningkatan imbal hasil (yield). Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 2,75%. Selama 2018, yield sudah naik 27,56%.
Kenaikan yield obligasi pemerintah AS dipicu oleh perekonomian dunia yang diperkirakan semakin membaik. Suku bunga acuan Negeri Paman Sam yang tidak berubah juga mendorong investor asing untuk mencari aset-aset di luar dolar AS. Ini mendorong yield obligasi ke atas.
Data ketenagakerjaan yang lebih baik tidak mampu menjadi energi positif bagi Wall Street. US Labor Department dalam laporan awalnya menyebutkan klaim tunjangan tunakarya di AS pada Januari 2018 sebesar 230.000. Lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang mencapai 238.000.
Harga minyak dunia (WTI) tercatat naik 0,7% menjadi US$ 66,28 dan harga emas turun 0,1% ke level US$ 1.347,68 per ons. Harga tembaga naik 0,5% ke level harga US$ 7.119 per metrik ton.
Kenaikan harga minyak dipicu oleh survey anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menyebutkan kesepakatan terhadap pemotongan produksi masih dipatuhi. Ditambah lagi situasi yang masih panas di Venezuela menyebabkan produksi minyak di negara tersebut turun.
Dalam beberapa waktu terakhir, kenaikan harga minyak mampu menjadi bahan bakar penguatan IHSG. Patut disimak bagaimana pengaruh kenaikan harga minyak terhadap kinerja saham-saham migas dan pertambangan.
Perkembangan dolar AS juga bisa membantu penguatan Indeks. Dolar AS masih dalam posisi tertekan, di mana Dollar Index melemah sampai 0,54%. Sepanjang 2018, Dollar Index sudah melemah 3,77%.
Dolar AS menjadi rapuh karena sepertinya tren kenaikan suku bunga global sudah di depan mata. AS tidak akan lagi menjadi satu-satunya negara dengan suku bunga menarik.
Namun ada hal yang bisa membuat IHSG melanjutkan pelemahan. Investor asing sepertinya masih cenderung keluar dari Indonesia, menyusul yield obligasi negara AS yang semakin menarik. Sentimen ini terbukti membuat Wall Street takluk.
Potensi ambil untung juga masih membayangi IHSG, Meski sudah melemah selama dua hari berturut-turut, IHSG masih membukukan penguatan 3,82% sepanjang 2018. Masih ada selisih keuntungan yang bisa dicairkan investor kapan saja.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Kementerian Perdagangan menyelenggaran rapat kerja tahunan (09.00 WIB).
- Rilis data inflasi tingkat pengangguran AS (20.30)
- Rilis data pertumbuhan tenaga kerja non-pertanian AS (20.30)
- Rilis data rata-rata pendapatan tenaga kerja per jam 2018 (20.30)
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular