
Sugih Energy Butuh Suntikan Modal dari Pemegang Saham
Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 February 2018 09:36

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sugih Energy Tbk (SUGI) mengalami kesulitan keuangan untuk membiayai operasional pengeboran sumur minyak dan gas. Kemampuan keuangan saat ini perusahaan hanya mampu membiayai operasional satu sumur dengan target produksi 1.500 barel per hari pada 2018.
Komisari utama perusahaan Erros Djarot mengatakan perusahaan masih mengkaji perihal keuangan perusahaan dimana saat ini perusahaan hanya akan mengandalkan pendanaan dari para pemegang sahamnya untuk menyuntikkan dana untuk biaya operasional. "Soal finance masih dikaji. Target kami bagaimana melewati masalah ini dulu," kata Erros di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/1).
Saat ini perusahaan masih mengoperasikan satu sumur yang berlokasi di wilayah kerja Lemang, yakni sumur AKT-B2. Perusahaan menargetkan untuk bisa memaksimalkan pengeboran di wilayah kerja ini dengan target produksi sesuai dengan plan of development (POD) untuk minyak 4.187 BPOD dan gas sebanyak 4.10 MMCFPD.
Sementara itu, perusahaan masih menargetkan untuk bisa memanfaatkan wilayah kerja Selat Panjang yang kontrak pengerjaannya masih dipegang perusahaan hingga 2021 mendatang. Dengan dana yang diperoleh dari pemegang saham perusahaan mengharapkan untuk bisa memanfaatkan wilayah kerja ini hingga kontraknya berakhir.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 September 2017, saat ini perusahaan masih memiliki nilai kas dan setara kas senilai US$ 469,45 ribu. Sementara itu, total utang bank jangka pendek perusahaan adalah sebesar US$ 10 juta.
Di akhir kuartal ketiga tahun lalu, perusahaan masih mencatatkan rugi sebesar US$ 864,37 ribu dari di tahun sebelumnya sebesar US$ 4,71 juta.. Jumlah ini menurun seiring dengan penurunan pendapatan perusahaan di periode yang sama menjadi sebesar US$ 259,01 ribu dari periode yang saya di tahun sebelumnya sebesar US$ 2,8 1 juta.
Pemegang saham perusahaan saat ini antara lain Goldenhill Energy Fund sebesar 11,52%, Credit Suisse AG 6,49, Inventures Capital Pte Ltd 7,17%, Dana Pensiun Pertamina 8,05% dan publik sebesar 66,78%.
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Komisari utama perusahaan Erros Djarot mengatakan perusahaan masih mengkaji perihal keuangan perusahaan dimana saat ini perusahaan hanya akan mengandalkan pendanaan dari para pemegang sahamnya untuk menyuntikkan dana untuk biaya operasional. "Soal finance masih dikaji. Target kami bagaimana melewati masalah ini dulu," kata Erros di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/1).
Saat ini perusahaan masih mengoperasikan satu sumur yang berlokasi di wilayah kerja Lemang, yakni sumur AKT-B2. Perusahaan menargetkan untuk bisa memaksimalkan pengeboran di wilayah kerja ini dengan target produksi sesuai dengan plan of development (POD) untuk minyak 4.187 BPOD dan gas sebanyak 4.10 MMCFPD.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 September 2017, saat ini perusahaan masih memiliki nilai kas dan setara kas senilai US$ 469,45 ribu. Sementara itu, total utang bank jangka pendek perusahaan adalah sebesar US$ 10 juta.
Di akhir kuartal ketiga tahun lalu, perusahaan masih mencatatkan rugi sebesar US$ 864,37 ribu dari di tahun sebelumnya sebesar US$ 4,71 juta.. Jumlah ini menurun seiring dengan penurunan pendapatan perusahaan di periode yang sama menjadi sebesar US$ 259,01 ribu dari periode yang saya di tahun sebelumnya sebesar US$ 2,8 1 juta.
Pemegang saham perusahaan saat ini antara lain Goldenhill Energy Fund sebesar 11,52%, Credit Suisse AG 6,49, Inventures Capital Pte Ltd 7,17%, Dana Pensiun Pertamina 8,05% dan publik sebesar 66,78%.
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular