
Aura Ambil Untung Warnai Pembukaan IHSG
Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 January 2018 09:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka terkoreksi 0,14% ke level 6.671,45 poin saat pembukaan sesi I. Investor tampaknya akan mengambil kesempatan untuk melakukan profit taking, karena ada alasan melihat kinerja bursa Asia yang sedang tertekan.
Pembukaan IHSG sejalan dengan pasar saham utama bursa Asia yang juga terkoreksi. Dimana pasar saham Jepang pada perdagangan pagi tekoreksi, indeks Nikkei melemah 0,56%. Indeks Hang Seng pagi ini terpantau turun 0,56%, indeks Shanghai menguat 0,99%, indeks Kospi turun 0,33% dan indeks Strait Time turun 0,52%.
Koreksi juga terjadi di Wall Street. Dow Jones melemah 0,67% ke 26.439,48, S&P 500 turun 0,67% ke 2.853,53, dan Nasdaq berkurang 0,52% menjadi 7.466,51. Penurunan ini merupakan yang koreksi harian terdalam selama 5 bulan terakhir.
Untuk perdagangan hari ini, ada beberapa hal yang bisa menjadi perhatian pasar. Pertama, pemerintah berencana menerbitkan sukuk (obligasi syariah) berwawasan lingkungan atau green. Sukuk ini akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan.
“Saya rasa kami mendapatkan respons yang sangat baik dari investor. Saat waktunya sudah tepat, kami baru akan menjelaskan mengenai besaran dan struktur penerbitannya,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawari di London seperti dilansir Reuters.
Kehadiran Sri Mulyani di London juga untuk sosialisasi rencana penerbitan Komodo Bond oleh WIKA sebesar Rp 5,4 triliun. Komodo Bond adalah obligasi rupiah yang diterbitkan di pasar luar negeri.
Kehadiran sukuk green bond dan Komodo Bond akan memperdalam pasar keuangan Indonesia. Kebutuhan variasi instrumen diharapkan bisa terpenuhi sehingga Indonesia semakin menarik di mata investor.
Dalam wawancara dengan Reuters, Sri Mulyani juga menyingung isu yang tengah hangat dibicarakan pelaku pasar yaitu mengenai dolar AS. Menurut Sri Mulyani, nilai tukar dolar AS haruslah mencerminka fundamental ekonomi, bukan dijadikan alat untuk berkompetisi.
Kedua dari luar negeri, ada sejumlah data kunci yang akan dirilis. Jepang akan mengumumkan data pengeluaran rumah tangga, penjualan ritel, dan angka pengangguran periode Desember 2017. Bila data-data ini sesuai harapan, maka bisa menjadi faktor yang membuat Nikkei menguat kembali.
Perkembangan di Zona Eropa juga patut dicermati melalui rilis data inflasi Januari 2018 (proyeksi awal), kepercayaan konsumen Januari 2018 (final), sampai pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 (sekilas). Data-data ini akan menentukan sejauh mana perekonomian Eropa sudah pulih, yang nantinya akan mempengaruhi kebijakan moneter.
Dari pasar komoditas, harga minyak terkoreksi cukup signifikan. Saat ini harga minyak jenis brent sudah meninggalkan level US$ 70/barel.
Penyebab koreksi harga minyak adalah perkiraan kenaikan pasokan dari AS. Perusahaan-perusahaan minyak di Negeri Paman Sam akan menambah 12 rig pekan ini sehingga produksi minyak diperkirakan naik hingga 10 juta barel/hari.
Selain itu, penguatan dolar AS juga menjadi penyebab koreksi harga emas hitam. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan 6 mata uang utama dunia, naik 0,28% ke 89,32.
Penguatan dolar AS terjadi setelah aset-aset berbasis greenback diburu investor karena kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Selain itu, investor juga mengambil posisi sambil menunggu pengumuman data ketenagakerjaan AS dan rapat Bank Sentral AS (The Federal Reserve).
Sementara faktor yang bisa menyerest IHSG ke zona merah masih ambil untung. Selama Januari 2018, IHSG sudah menguat 5,11% dengan price to earning ratio (P/E) 19,39 kali. Investor bisa merealisasikan keuntungan kapan saja.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah dampak koreksi bursa Asia dan Wall Street. Dikhawatirkan tren koreksi tersebut menular ke bursa Indonesia.
Koreksi harga minyak juga bisa menjadi pemberat IHSG. Dalam beberapa waktu terakhir, penguatan IHSG didukung oleh kenaikan harga minyak. Emiten-emiten sektor pertambangan sangat diuntungkan sehingga harga sahamnya naik signifikan dan menopang kenaikan IHSG.
Namun saat ini harga minyak mengalami koreksi yang cukup dalam, lebih dari 1%. Patut diwaspadai bagaimana dampaknya terhadap kinerja saham-saham pertambangan.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Pembukaan IHSG sejalan dengan pasar saham utama bursa Asia yang juga terkoreksi. Dimana pasar saham Jepang pada perdagangan pagi tekoreksi, indeks Nikkei melemah 0,56%. Indeks Hang Seng pagi ini terpantau turun 0,56%, indeks Shanghai menguat 0,99%, indeks Kospi turun 0,33% dan indeks Strait Time turun 0,52%.
Koreksi juga terjadi di Wall Street. Dow Jones melemah 0,67% ke 26.439,48, S&P 500 turun 0,67% ke 2.853,53, dan Nasdaq berkurang 0,52% menjadi 7.466,51. Penurunan ini merupakan yang koreksi harian terdalam selama 5 bulan terakhir.
“Saya rasa kami mendapatkan respons yang sangat baik dari investor. Saat waktunya sudah tepat, kami baru akan menjelaskan mengenai besaran dan struktur penerbitannya,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawari di London seperti dilansir Reuters.
Kehadiran Sri Mulyani di London juga untuk sosialisasi rencana penerbitan Komodo Bond oleh WIKA sebesar Rp 5,4 triliun. Komodo Bond adalah obligasi rupiah yang diterbitkan di pasar luar negeri.
Kehadiran sukuk green bond dan Komodo Bond akan memperdalam pasar keuangan Indonesia. Kebutuhan variasi instrumen diharapkan bisa terpenuhi sehingga Indonesia semakin menarik di mata investor.
Dalam wawancara dengan Reuters, Sri Mulyani juga menyingung isu yang tengah hangat dibicarakan pelaku pasar yaitu mengenai dolar AS. Menurut Sri Mulyani, nilai tukar dolar AS haruslah mencerminka fundamental ekonomi, bukan dijadikan alat untuk berkompetisi.
Kedua dari luar negeri, ada sejumlah data kunci yang akan dirilis. Jepang akan mengumumkan data pengeluaran rumah tangga, penjualan ritel, dan angka pengangguran periode Desember 2017. Bila data-data ini sesuai harapan, maka bisa menjadi faktor yang membuat Nikkei menguat kembali.
Perkembangan di Zona Eropa juga patut dicermati melalui rilis data inflasi Januari 2018 (proyeksi awal), kepercayaan konsumen Januari 2018 (final), sampai pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 (sekilas). Data-data ini akan menentukan sejauh mana perekonomian Eropa sudah pulih, yang nantinya akan mempengaruhi kebijakan moneter.
Dari pasar komoditas, harga minyak terkoreksi cukup signifikan. Saat ini harga minyak jenis brent sudah meninggalkan level US$ 70/barel.
Penyebab koreksi harga minyak adalah perkiraan kenaikan pasokan dari AS. Perusahaan-perusahaan minyak di Negeri Paman Sam akan menambah 12 rig pekan ini sehingga produksi minyak diperkirakan naik hingga 10 juta barel/hari.
Selain itu, penguatan dolar AS juga menjadi penyebab koreksi harga emas hitam. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan 6 mata uang utama dunia, naik 0,28% ke 89,32.
Penguatan dolar AS terjadi setelah aset-aset berbasis greenback diburu investor karena kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Selain itu, investor juga mengambil posisi sambil menunggu pengumuman data ketenagakerjaan AS dan rapat Bank Sentral AS (The Federal Reserve).
Sementara faktor yang bisa menyerest IHSG ke zona merah masih ambil untung. Selama Januari 2018, IHSG sudah menguat 5,11% dengan price to earning ratio (P/E) 19,39 kali. Investor bisa merealisasikan keuntungan kapan saja.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah dampak koreksi bursa Asia dan Wall Street. Dikhawatirkan tren koreksi tersebut menular ke bursa Indonesia.
Koreksi harga minyak juga bisa menjadi pemberat IHSG. Dalam beberapa waktu terakhir, penguatan IHSG didukung oleh kenaikan harga minyak. Emiten-emiten sektor pertambangan sangat diuntungkan sehingga harga sahamnya naik signifikan dan menopang kenaikan IHSG.
Namun saat ini harga minyak mengalami koreksi yang cukup dalam, lebih dari 1%. Patut diwaspadai bagaimana dampaknya terhadap kinerja saham-saham pertambangan.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Rilis indeks keyakinan konsumen AS periode Januari (22.00)
- Konferensi pers Gubernur Bank Sentral Inggris (22.30)
- Rilis data investasi Indonesia oleh BKPM (16.30 WIB).
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular