IHSG Ditutup Melemah Sesi I, Pelaku Pasar Profit Taking

Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 January 2018 12:37
Namun, hal ini langsung direspon oleh pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I ditutup melemah 0,16% ke 6.649,72 poin dari pembukaan perdagangan pagi ini. Analis penguatan perdagangan pagi ini mendapatkan katalis positif dari penguatan bursa di regional Asia yang merupaka respon dari membaiknya kinerja emiten. Namun, hal ini langsung direspon oleh pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).

Analis Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menilai pelemahan ini karena valuasi IHSG yang sudah mahal tinggi, sehingga pelaku pasar global merespon dengan melakukan profit taking. Meski demikian indeks masih dimungkinkan untuk mengalami penguatan dengan adanya sentimen kenaikan komoditas dunia yang dipicu oleh faktor terdepresiasinya dolar Amerika Serikat.

"IHSG berada di zona negatif mengingat secara valuasi IHSG memiliki PER yang lumayan tinggi," kata Nafan kepada CNBC Indonesia, Senin (29/1).

Pada perdagangan pagi ini, sebagian besar sektor mengalami pelemahan yang dipimpin oleh melemahnya sektor infrastruktur sebesar 1,11%. Diikuti oleh melemah sektor aneka industri sebesar 0,73% dan sektor keuangan sebesar 0,66%.

Sementara itu, bursa saham regional Asia masih bervariatif. Nikkei mengalami penguatan 0,10% dan Strait Times menguat 0,59%. Sementara Hang Seng Index melemah 0,11% dan Shanghai Composite Index melemah 0,37%.

Perdagangan sesi I menghasilkan nilai sebesar Rp 5,03 triliun dengan volume perdagangan 7,28 miliar saham dan diperdagangkan sebanyak 237.274 kali. Adapun sebanyak 218 saham mengalami penguatan harga, 128 saham melemah harganya dan 113 saham tak mengalami perubahan harga.

Sementara itu, menurut Nafan sepekan ini pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh sentimen domestik terutama mengenaik data ekonomi inflasi dalam negeri. Adapun sentimen global adalah mengenai penantian pidato Presiden Donald Trump dan keputusan The Fed yang diproyeksikan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level 1,5% serta perilisan data US nonfarm payroll.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular