Menyimak Timbunan Utang Perusahaan Bakrie

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 January 2018 16:51
perusahaan grup Bakrie memang dari dulu selalu berutang dalam jumlah besar untuk membiayai ekspansi usaha, yang kadang menjadi tanya tanya investor.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Kesulitan keuangan di perusahaan Grup Bakrie sebenarnya tak hanya yang melanda PT Bakrieland Development Tbk (ELTY). Keputusan Bakrieland melapasa 37,9% atau 8,56 miliar saham kepemilikan saham PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), pemilik taman hiburan JungleLand, mengingatkan kita kembali bahwa perusahaan grup Bakrie memang dari dulu selalu berutang dalam jumlah besar untuk membiayai ekspansi usaha, yang kadang menjadi tanya tanya investor.

Berdasarkan laporan keuangan enam perusahaan Grup Bakrie lainnya yaitu, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada TBk (ENRG), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bakrie Sumatera Plantatioan Tbk (UNSP), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) , PT Bumi Mineral Resources Tbk (BRMS), hampir semua punya nilai utang atau kewajiban yang melebihi nilai ekuitas.

BUMI per kuartal III 2017 tercatat memiliki utang US$ 2,78 miliar, sementara nilai ekuitasnya hanya US$ 207 juta. Demikian pulan dengan ENRG, yang tercatat memiliki utang US$ 909 juta dengan nilai ekuitas US$ 63,12 juta. Lebih rinci bisa di lihat di tabel berikut. 
Timbunan Utang Perusahaan Bakrie Foto: CNBC Indonesia

Dari sisi operasional, hanya dua yakni DEWA dan UNSP yang bisa mencatatkan laba operasional. Hal ini berarti 5 perusahaan lainnya bahkan tidak bisa mencatat keuntungan dari lini bisnis utamanya.

Ketika dilihat dari sisi laba bersih setelah pajak, situasinya lantas bertambah parah, seiring dengan beban bunga yang harus ditanggung perusahaan. Hanya BUMI dan DEWA yang bisa membukukan laba, sementara sisanya tercatat membukukan rugi bersih. Namun, perlu diingat bahwa laba bersih setelah pajak yang dicatatkan BUMI bukan berasal dari kegiatan operasionalnya (pada Q3-17, rugi operasional tercatat US$ 11 juta).
Timbunan Utang Perusahaan Bakrie Foto: CNBC Indonesia

Jadi, dapat disimpulkan bahwa DEWA merupakan satu-satunya perusahaan grup Bakrie yang mampu mencatatkan laba operasional dan laba bersih setelah pajak.

Melihat buruknya kondisi keuangan perusahaan grup Bakrie, maka tidak heran jika menjual aset menjadi cara perusahaan menyanggupi beban pembayaran utang. Selain JGLE, tercatat dalam kurun waktu 2012 hingga 2015 Bakrieland sudah tiga kali menjual asetnya demi menutupi utang.

Bakrieland banyak menjual asetnya para MNC Grup milik Hary Tanoesoedibjo. Aset-aset yang dijual Bakrieland dalam periode tersebut diantaranya Bakrie Toll Road, Lido Resort, PT Bakrie Nirwana Resort, Pullman Bali Legian Nirwana, mal Epicetrum Walk, serta lahan lahan seluas 25.914 m2 di Kelurahan Karet Setiabudi, Jakarta Selatan.

Adapun BUMI telah melakukan konversi utang menjadi saham pada tahun lalu, sementara ENRG akan melakukan hal serupa dalam waktu dekat. Total utang ENRG yang akan dikonversi mencapai US$ 32,87 juta atau setara Rp 437,19 miliar.

Tim Riset CNBC Indonesia

(hps) Next Article Ini Cara Bakrieland Kurangi Utang tapi Tetap Dapat Uang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular