
Daya Beli Membaik, Saham Barang Konsumsi Jadi Menarik
Monica Wareza & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 January 2018 10:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Analis menilai rilis data impor barang konsumsi yang rilis Badan Pusat Statistik (BPS) awal pekan ini menunjukkan ada perbaikan daya beli masyarakat. Ini bisa menjadi sentimen positif bagi saham-saham dari sektor barang konsumsi.
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi optimistis perbaikan daya beli masyarakat akan terus berlanjut di tahun 2018, seiring kuatnya impor barang konsumsi. “Sebenarnya kalau dari daya beli sudah ada pola kenaikan, polanya kalau bisa dibilang bottoming up. Titik terendahnya itu ada di sekitar Q3 itu titik terendah dari konsumsi, Q3 dan Q2. Setelah itu di Q4 ini sudah mulai ada picking up dan keliatannya akan terus berlanjut di tahun ini”, ujar Wafi kepada CNBC Indonesia.
Wafi pun merekomendasikan saham-saham sektor barang konsumsi, terutama yang berbasis bahan-bahan pokok (staples). Saham-saham tersebut diantaranya, saham HMSP, UNVR, GGRM, ICBP, dan INDF yang merupakan saham-saham unggulan dari sektor barang konsumsi
Analis Senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai peningkatan nilai impor barang konsumsi seharusnya berpengaruh positif kepada saham-saham sektor konsumsi yang berbasis makanan dan minuman. “Terutama ke saham-saham konsumer makanan-minuman ya”, kata Reza.
Berdasarkan rilis BPS awal pekan ini, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$ 27 juta pada bulan lalu, didorong oleh kinerja impor yang melonjak hingga 17,83% secara tahunan, sementara ekspor naik hingga 6,93%. Kuatnya impor tidak lepas dari tingginya impor barang konsumsi yang mencapai US$ 1,37 miliar, di mana ini merupakan capaian tertinggi sepanjang masa dan naik 5,1% secara tahunan.
Berdasarkan jenis barang yang diimpor, makanan & minuman untuk rumah tangga (US$ 556,9 juta) mendominasi impor barang konsumsi, disusul bahan bakar & pelumas (US$ 72 juta), mobil penumpang (US$ 30,8 juta), dan alat angkutan bukan untuk industri (US$ 16,3 juta).
(hps) Next Article Akan Rilis Data Inflasi, Asing Koleksi Saham Barang Konsumsi
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi optimistis perbaikan daya beli masyarakat akan terus berlanjut di tahun 2018, seiring kuatnya impor barang konsumsi. “Sebenarnya kalau dari daya beli sudah ada pola kenaikan, polanya kalau bisa dibilang bottoming up. Titik terendahnya itu ada di sekitar Q3 itu titik terendah dari konsumsi, Q3 dan Q2. Setelah itu di Q4 ini sudah mulai ada picking up dan keliatannya akan terus berlanjut di tahun ini”, ujar Wafi kepada CNBC Indonesia.
Wafi pun merekomendasikan saham-saham sektor barang konsumsi, terutama yang berbasis bahan-bahan pokok (staples). Saham-saham tersebut diantaranya, saham HMSP, UNVR, GGRM, ICBP, dan INDF yang merupakan saham-saham unggulan dari sektor barang konsumsi
![]() |
Berdasarkan rilis BPS awal pekan ini, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$ 27 juta pada bulan lalu, didorong oleh kinerja impor yang melonjak hingga 17,83% secara tahunan, sementara ekspor naik hingga 6,93%. Kuatnya impor tidak lepas dari tingginya impor barang konsumsi yang mencapai US$ 1,37 miliar, di mana ini merupakan capaian tertinggi sepanjang masa dan naik 5,1% secara tahunan.
Berdasarkan jenis barang yang diimpor, makanan & minuman untuk rumah tangga (US$ 556,9 juta) mendominasi impor barang konsumsi, disusul bahan bakar & pelumas (US$ 72 juta), mobil penumpang (US$ 30,8 juta), dan alat angkutan bukan untuk industri (US$ 16,3 juta).
![]() |
(hps) Next Article Akan Rilis Data Inflasi, Asing Koleksi Saham Barang Konsumsi
Most Popular