Hati-Hati, Kurang Tidur Malam Bisa Bikin Umur Pendek

Linda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
Jumat, 12/12/2025 08:20 WIB
Foto: Ilustrasi tidur. (溢 徐 from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi baru berhasil menghubungkan antara kurang tidur dengan harapan hidup yang lebih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak cukup setiap malam cenderung berisiko mengalami umur pendek.


Melansir Science Alert, penelitian yang telah dipublikasikan di Sleep Advances menemukan bahwa tidur yang cukup memiliki hubungan yang lebih kuat dengan umur yang lebih panjang daripada diet sehat atau olahraga.

Para peneliti dari Oregon Health & Science University (OHSU) menganalisis data survei dari seluruh AS, yang mencakup tahun 2019 hingga 2025. Ukuran harapan hidup dibandingkan dengan evaluasi durasi tidur yang dilaporkan sendiri, dengan kurang dari tujuh jam per malam dianggap sebagai ambang batas kurang tidur.

Mereka kemudian mempertimbangkan variabel lain yang dapat memengaruhi harapan hidup, termasuk kurangnya aktivitas fisik, status pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Hubungan antara kurang tidur dan harapan hidup yang lebih rendah tetap berlaku. Hanya merokok yang memiliki hubungan yang lebih kuat.

"Saya tidak menyangka (kurang tidur) akan berkorelasi begitu kuat dengan harapan hidup," kata Andrew McHill, ahli fisiologi tidur OHSU. "Kami selalu berpikir tidur itu penting, tetapi penelitian ini benar-benar menegaskan hal itu: orang-orang benar-benar harus berusaha untuk mendapatkan tujuh hingga sembilan jam tidur jika memungkinkan," tambahnya.

Sebagai studi observasional murni, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa kurang tidur mengurangi umur Anda beberapa bulan atau tahun.

Studi seperti ini juga tidak dapat memisahkan interaksi kompleks antara tidur, diet, dan olahraga. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tidur yang Anda dapatkan setiap malam merupakan indikator penting pada kesehatan jangka panjang.

Tidur yang cukup sangat penting untuk hampir setiap aspek kesejahteraan seseorang. Misalnya, kurang tidur satu malam saja dapat memengaruhi sirkuit otak dan sistem kekebalan tubuh.

Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa masalah kesehatan seperti itu dapat berkontribusi pada angka kematian dalam jangka panjang. Secara khusus, para peneliti menyoroti obesitas dan diabetes sebagai dua kondisi yang terkait dengan kurang tidur yang dapat mengurangi harapan hidup.

"Ini intuitif dan sangat masuk akal, tetapi tetap mengejutkan melihatnya terwujud begitu kuat di semua model ini. Tidur malam yang nyenyak akan meningkatkan perasaan Anda, tetapi juga memperpanjang umur Anda," ungkap McHill.

Kabar baiknya adalah rutinitas tidur, setidaknya sampai batas tertentu, dapat dimodifikasi dalam batasan komitmen pengasuhan dan pekerjaan. Mungkin ada baiknya menghentikan kebiasaan membaca berita negatif di tempat tidur, atau menyempatkan diri untuk melakukan yoga atau tai chi sesekali.

Baik American Academy of Sleep Medicine maupun Sleep Research Society merekomendasikan untuk tidur setidaknya tujuh jam setiap malam, meskipun ada beberapa bukti bahwa Anda mungkin dapat mengejar kekurangan tidur di akhir pekan jika diperlukan.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa kita perlu memprioritaskan tidur setidaknya sama pentingnya dengan apa yang kita makan atau bagaimana kita berolahraga," kata McHill.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspansi Klinik Kecantikan BUMN, Incar Pasar Kelas Bawah - Atas