MARKET DATA

Jakarta Geser Tokyo Jadi Kota Terpadat di Dunia

Fergi Nadira,  CNBC Indonesia
25 November 2025 09:35
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Senin (5/2/2018). Tahun ini, bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan tumbuh lebih baik dibandingkan dari tahun lalu di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen seiring membaiknya perekonomian global. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, wilayah metropolitan Jakarta resmi menjadi kota terpadat di dunia dengan hampir 42 juta penduduk. Posisi ini menggeser Tokyo yang selama bertahun-tahun memuncaki daftar megacities global.

Laporan tersebut menilai, persebaran populasi Jakarta berlangsung stabil selama dua dekade terakhir. Itu didorong oleh urbanisasi cepat, pertumbuhan ekonomi, serta migrasi dari wilayah sekitar Jabodetabek.

Melansir DW, setelah Jakarta, Dhaka di Bangladesh berada di peringkat kedua dengan hampir 37 juta penduduk, diikuti Tokyo di posisi ketiga dengan 33,4 juta penduduk.

Meski Tokyo turun peringkat, kota tersebut masih menjadi pusat ekonomi penting di Asia. Namun, tren perlambatan penduduk dan penuaan populasi membuat posisinya makin tersisih oleh kota-kota berkembang.

Cairo menjadi satu-satunya kota di luar Asia yang masuk daftar 10 besar. Sebaliknya, kota-kota Amerika Latin seperti Mexico City dan São Paulo turun dari daftar sepuluh besar.

Pada tahun 2000, keduanya masih mendominasi, tetapi kini tersalip oleh pertumbuhan cepat Cairo dan Shanghai.

PBB memperkirakan kelompok kota berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa atau "megacities" akan terus bertambah seiring penurunan populasi pedesaan. Tren ini diprediksi berlanjut di banyak wilayah dunia, kecuali Afrika sub-Sahara yang masih menunjukkan pertumbuhan penduduk perdesaan.

Status sebagai kota terpadat tak datang tanpa tantangan besar. Laporan PBB menyoroti kontras ekstrem di ibu kota Indonesia.

Di satu sisi, Jakarta menampilkan wajah modern dengan deretan gedung pencakar langit dan pusat bisnis yang terus tumbuh. Di sisi lain, jutaan warga masih hidup di wilayah padat dan rentan terhadap masalah lingkungan seperti polusi udara, banjir, serta minimnya akses terhadap hunian layak.

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Udara Jakarta Disangka Dingin Berkabut, Ternyata Polusi Tebal


Most Popular