MARKET DATA

3 Kebiasaan Sehari-hari yang Merusak Sel Otak Menurut Ahli Saraf

Linda Hasibuan,  CNBC Indonesia
20 November 2025 16:15
Ilustrasi Otak Manusia. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Otak Manusia. (Dok. Freepik)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Otak merupakan salah satu organ yang sangat kompleks dan berfungsi mengatur segala proses dalam tubuh. Otak menjalankan peran penting mulai dari mengatur detak jantung, keseimbangan cairan, tekanan darah, keseimbangan hormon, dan suhu tubuh.

Namun, ada banyak kebiasaan sehari-hari yang diam-diam merusak otak dan koneksi sarafnya seiring waktu. Ahli saraf Robert Love menjelaskan bahwa beberapa aktivitas umum yang dianggap tidak berbahaya ternyata dapat berdampak serius pada kesehatan kognitif.

Oleh karena itu, penting mengetahui kebiasaan apa yang dapat merusak sel-sel otak. Berikut adalah paparannya melansir Times of India.

1. Kurang tidur

Banyak orang mengorbankan waktu tidur demi memenuhi kebutuhan pekerjaan, sosial, atau pribadi, tanpa menyadari dampaknya terhadap otak. Faktanya, begadang berulang kali dapat mengganggu mekanisme perbaikan diri otak.

Tidur membantu mengonsolidasikan ingatan, membersihkan racun, dan mempertahankan fungsi kognitif secara keseluruhan. Kurang tidur kronis mengganggu konsentrasi, memperlambat waktu reaksi, dan memengaruhi pilihan serta keputusan.

Kurang tidur jangka panjang bahkan dapat meningkatkan kerentanan terhadap demensia dan gangguan kognitif lainnya.

Kurang tidur juga meningkatkan kadar hormon stres yang merusak neuron dan mengurangi plastisitas otak, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan membuat koneksi baru. Dokter menganjurkan 7 hingga 9 jam tidur berkualitas per malam, dengan jadwal tidur yang sama setiap hari.

2. Merokok

Merokok berkaitan dengan paru-paru dan jantung, tetapi hanya sedikit orang yang mengetahui hubungannya dengan otak. Menurut Dr. Love, merokok mempercepat penuaan otak, menurunkan fungsi kognitif, dan meningkatkan penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer.

Nikotin dan zat berbahaya lainnya dari rokok menyempitkan aliran darah ke otak dan menghambat pengiriman oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat dengan mudah menyebabkan masalah memori, kesulitan berkonsentrasi, dan berpikir lebih lambat.

Studi telah mendokumentasikan bahwa perokok, dalam jangka waktu yang lama, cenderung mengalami penyusutan di beberapa area otak, terutama yang berkaitan dengan memori dan pembelajaran.

Merokok juga memicu peradangan dan stres oksidatif di otak, yang selanjutnya mendorong penurunan kognitif. Menghentikan kebiasaan ini pada usia berapa pun akan secara drastis mengurangi risiko ini dan bahkan lebih membantu otak memulihkan sebagian fungsinya yang hilang seiring waktu.

3. Konsumsi Alkohol

Dr. Love menunjukkan bahwa alkohol mengubah cara otak berkomunikasi, mengubah pembelajaran, daya ingat, dan pengambilan keputusan. Konsumsi alkohol berat secara kronis bahkan dapat menyusutkan jaringan otak itu sendiri dan mengganggu keseimbangan neurotransmiter, sehingga menghambat neuron berkomunikasi sebagaimana mestinya.

Alkohol juga mengganggu kualitas tidur, meskipun dapat membuat Anda tidur lebih cepat, dan gangguan tidur memperkuat efek toksik pada otak. Konsumsi alkohol kronis meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif dan, dalam kasus yang parah, dapat mengakibatkan gangguan kognitif permanen.

Menurut Dr. Love, jika Anda dapat mengurangi atau mempraktikkan kebiasaan minum yang penuh kesadaran, Anda dapat melindungi otak Anda dari kerusakan lebih lanjut. Bagi orang yang berjuang melawan kecanduan alkohol, intervensi profesional dapat mengubah hidup.

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jenis Olahraga Terbaik untuk Kesehatan Otak & Cegah Pikun


Most Popular