
Harga Labubu Mulai Terjun Bebas, Apa Penyebabnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Labubu, boneka monster dengan gigi runcing, masih menjadi tren yang diganderungi banyak kalangan di seluruh dunia. Meski demikian, harga boneka buatan Pop Mart tersebut mulai turun signifikan. Ada apa di balik fenomena ini?
Kasidit Teerawiboosin (22 tahun) reseller asal Thailand mengaku dia awalnya dapat dengan mudah meraup cuan berlimpah dari penjualan Labubu. Namun, era keemasan tersebut tampaknya mulai berakhir.
"Harga resale di pasar Thailand sudah turun sangat sangat cepat," ujar Teerawiboosin, yang sudah menjual Labubu yang dia beli langsung dari Pop Mart sejak 2024, seperti dikutip Reuters.
Viralnya Labubu disumbang oleh sejumlah selebriti yang menggantung boneka tersebut di tas mereka, mulai dari Lisa BLACKPINK hingga Rihanna dan David Beckham.
Para penggemar lantas berburu Labubu sehingga barang tersebut menjadi langka dan harganya meroket. Namun, harga resale Labubu di seluruh dunia telah turun sejak puncaknya pada musim panas. Hal inipun menimbulkan pertanyaan soal 'umur' Labubu.
Mengutip laporan Reuters, data dari platform resale mainan China, Qiandao, menunjukkan harga karakter Labubu "Luck" mencapai puncaknya di atas 500 yuan pada Juni di pasar sekunder, tetapi sekarang berada di kisaran 108 yuan. Harga karakter Labubu lain dalam seri yang sama telah turun di bawah harga di toko-toko resmi Pop Mart.
Para investor dengan cepat mengaitkan penurunan harga resale dengan menurunnya permintaan, menyusul harga saham Pop Mart yang turun sekitar 25% sejak harga tertingginya pada Agustus, meskipun para analis dan perusahaan itu sendiri mengatakan bahwa masalahnya adalah pasokan, bukan permintaan.
Pop Mart mengatakan telah meningkatkan pasokan Labubu sebanyak 10 kali lipat tahun ini. Perusahaan tersebut memproduksi sekitar 30 juta unit mainan per bulan.
"Fenomena ini mirip dengan tiket konser," kata Sid Si, direktur eksekutif dan co-COO Pop Mart, menanggapi pertanyaan Reuters tentang nilai jual kembali Labubu. "Para penggemar seringkali berebut tiket konser yang dijual kembali dengan harga mahal karena tempat konser tidak bisa begitu saja menambah kursi untuk memenuhi lonjakan permintaan, tetapi bagi Pop Mart, ada perbedaan krusial - kami dapat secara proaktif meningkatkan pasokan untuk mengurangi tekanan permintaan."
Lonjakan penjualan pada musim panas membuat hampir mustahil untuk membeli Labubu dari toko Pop Mart. Dengan demikian, penurunan harga jual kembali "berpotensi" mengindikasikan terpenuhinya permintaan tetapi juga peningkatan pasokan mengingat penjual kembali kemungkinan besar menyumbang porsi signifikan dari penjualan pasar perdana, kata analis Morningstar, Jeff Zhang.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Ketipu Beli Lafufu Bukan Labubu, Begini Cara Bedakannya
