Makanan Murah Ini Bagus Buat Ibu Hamil dan Cegah Bayi Stunting

Thea Arbar, CNBC Indonesia
28 September 2025 20:15
Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Lonjakan harga kedelai global berdampal bagi industri tempe dan tahu di dalam negeri, yang didominasi skala rumah tangga.(CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tempe dan pisang disebut sebagai pangan lokal murah dengan kandungan gizi tinggi yang efektif mencegah stunting sejak masa kehamilan. Pemanfaatan dua bahan ini kini digencarkan melalui program pemberdayaan masyarakat di Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Inisiatif ini digarap Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bersama BRIN, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunungkidul, serta PT BPR Bank Daerah Gunungkidul.

"Masyarakat, khususnya ibu-ibu dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi pangan lokal untuk menunjang kesehatan. Selanjutnya, mencegah stunting, serta meningkatkan kesadaran gizi sejak dini," ujar Dosen FK-KMK UGM Istiti Kandaria, dikutip Minggu (28/9/2025).

Data UGM menunjukkan angka stunting masih tinggi di Paliyan. Di Karangasem tercatat 53 dari 389 balita mengalami stunting, sementara di Karangduwet 61 dari 327 balita.

Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Lonjakan harga kedelai global berdampal bagi industri tempe dan tahu di dalam negeri, yang didominasi skala rumah tangga.(CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)Foto: Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Lonjakan harga kedelai global berdampal bagi industri tempe dan tahu di dalam negeri, yang didominasi skala rumah tangga.(CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

"Salah satu penyebabnya adalah kondisi ibu hamil, di mana 31,7% di Karangasem dan 38,16% di Karangduwet berisiko kekurangan energi kronis," jelas Digna Niken dari FK-KMK UGM.

Digna menilai tempe dan pisang bisa menjadi makanan tambahan bergizi sekaligus mudah diperoleh. Program ini akan berjalan hingga 2027, mencakup pelatihan olahan pangan lokal, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, hingga produksi MP-ASI berbasis pangan lokal.

Dini Ariani dari BRIN menambahkan, kader Posyandu akan dilatih mengolah tempe dan pisang menjadi berbagai kudapan sehat. "Selain bergizi, olahan ini juga diharapkan dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat sekitar," katanya.

Sementara itu, Lurah Karangasem Sigit Purnomo menekankan pentingnya pangan alami. "Pisang merupakan salah satu tanaman alami yang menyehatkan karena pupuknya menggunakan kotoran sapi, tanpa bahan kimia atau urea," paparnya.

Program lintas sektor ini ditargetkan dapat meningkatkan gizi ibu hamil, menekan angka stunting, sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat di Gunungkidul.


(tfa/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenkes: Angka Stunting Turun Jadi 19,8% di 2024, Bali Terendah 8,7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular