Bidan Beberkan Sederet Efek Berbahaya Stunting, Ada Penyakit Kronis

Linda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
14 August 2025 06:38
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ade Jubaedah menyampaikan paparan dalam acara Health Summit di 25hours Hotel The Oddbird, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ade Jubaedah menyampaikan paparan dalam acara Health Summit di 25hours Hotel The Oddbird, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Stunting masih menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 menunjukkan bahwa prevalensi stunting Indonesia tahun 2024 adalah 19,8%. Angka tersebut lebih rendah 0,3% dari target prevalensi stunting yang ditetapkan untuk tahun 2024, yaitu 20,1%.

Target penurunan stunting pada 2025 adalah 18,8%, yang membutuhkan upaya lebih keras dan kolaborasi lebih erat, terutama di enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar, yaitu Jawa Barat (638.000 balita), Jawa Tengah (485.893 balita), Jawa Timur (430.780 balita), Sumatera Utara (316.456 balita), Nusa Tenggara Timur (214.143 balita), dan Banten (209.600 balita).

Ketua Umum Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ade Jubaedah mengatakan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan karena malnutrisi yang dialami saat ibu hamil atau anak pada masa pertumbuhannya.

Penanganan stunting secara masif perlu dilakukan dengan memberikan edukasi bagi kaum remaja putri dan ibu hamil. Ini seperti pemenuhan gizi, kebersihan reproduksi, dan peran nutrisi jangka panjang.

"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendahnya kemampuan anak untuk belajar, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak. Oleh karena itu kesehatan para remaja muda harus disiapkan menjadi ibu untuk tumbuh kembang optimal sebelum hamil dan bebas anemia," kata Ade saat acara Health Summit di 25hours Hotel The Oddbird, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Peran bidan mencegah stuntingBidan memiliki peran penting untuk mendampingi dan menangani masalah kesehatan reproduksi perempuan bahkan sebelum kehamilan, termasuk calon pengantin. Ini mencakup edukasi gizi, penanganan anemia, serta kesiapan fisik guna mendukung kehamilan sehat dan mencegah stunting pada generasi berikutnya.

a. Kompetensi Teknis Mengacu pada Standar Kompetensi Bidan (SKB) dari IBI & Kemenkes:
- Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care)- Keterampilan pemeriksaan fisik ibu & anak
- Penilaian status gizi dan deteksi dini masalah gizi
- Manajemen laktasi dan pemberian konseling gizi

b. Kompetensi Edukasi & Komunikasi
- Memberikan konseling berbasis bukti pada ibu & keluarga- Menggunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami masyarakat

c. Kompetensi Kolaborasi
- Bekerja sama dengan tenaga gizi, dokter, kader posyandu, dan petugas sanitasi
- Mengintegrasikan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Gizi, dan Sanitasi

d. Kompetensi Pemantauan & Pelaporan
- Menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dan aplikasi e-PPGBM untuk memantau pertumbuhan anak.
- Melaporkan kasus gizi buruk atau risiko stunting ke puskesmas untuk intervensi lanjutan.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Anak Sering Diare Bisa Tingkatkan Risiko Stunting

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular