5 Alasan Kenapa Orang Ambil Risiko Besar demi Selingkuh
Jakarta, CNBC Indonesia - Perselingkuhan bisa dilakukan siapa saja dengan motif yang berbeda. Seorang konselor eksekutif dan terapis pasangan, Lisa Oake mengatakan kebanyakan dari mereka yang sering selingkuh bukanlah pelaku kekerasan, narsis, atau pecandu seks. Mereka adalah orang-orang baik, pekerja keras, baik hati, dan berdedikasi pada karier dan keluarga mereka.
Perselingkuhan adalah ancaman dalam sebuah kehidupan asmara atau rumah tangga. Tidak jarang, banyak pernikahan yang berujung perpisahan atau perceraian karena faktor perselingkuhan ini.
Lantas, apa yang membuat seseorang bahkan yang awalnya tidak berniat selingkuh tapi terjebak dalam perselingkuhan? Berikut adalah lima jawabannya melansir CNBC Make It.
1. Selalu jadi 'anak baik'
Menurut Lisa, banyak klien nya yang terlibat dalam perselingkuhan dan selalu menganggap diri mereka baik. Mereka selalu nurut orang tua, belajar dengan giat, mendapatkan pekerjaan yang mapan, menikah, memiliki anak, dan mengikuti setiap harapan masyarakat hingga tuntas.
Bagi mereka, cinta dan penerimaan di masa kecil dikaitkan dengan pencapaian, dan mereka seringkali mencapai usia paruh baya tanpa memiliki pemahaman yang jelas tentang siapa diri mereka sebenarnya. Ketika perasaan tidak nyaman bahwa ada sesuatu yang hilang tak terelakkan mulai muncul, mereka terkadang beralih ke perselingkuhan untuk mengisi kekosongan tersebut.
2. Menjadi perfeksionis
"Tidak mengherankan jika perfeksionisme adalah sifat yang saya lihat pada hampir semua klien saya yang berkinerja tinggi," kata Lisa.
Meski demikian, perfeksionisme seringkali merupakan respons terhadap trauma. Anak-anak di lingkungan yang labil atau mereka yang mendapat persetujuan yang tidak konsisten seringkali percaya bahwa melakukan segala sesuatu dengan sempurna akan membuat mereka aman.
Seiring waktu, mereka menjadi lelah memaksakan yang sangat tinggi pada diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. Ketika perselingkuhan mulai muncul, mereka mungkin tiba-tiba menyerah untuk berusaha menjadi sempurna dan justru semakin terpuruk.
Bagi mereka, hubungan terlarang bisa terasa seperti terbebas dari ekspektasi mereka yang tidak realistis sebuah obat mujarab yang melembutkan kekakuan yang telah membingkai hidup mereka.
3. Dewasa sebelum Waktunya
Sebagian orang menjadi dewasa sebelum waktunya karena lingkungan keluarga menuntut mereka demikian. Misalnya, orang tua mereka tak mampu menjalankan peran sebagai orang tua sehingga anak mereka lah yang mengambil alih peran tersebut.
Anak-anak yang dibesarkan sebagai orang tua mendapatkan kepuasan dari keberhasilan memenuhi kebutuhan orang lain. Namun pada akhirnya, mereka mulai merasa kesal terhadap orang-orang yang mereka bantu.
Ketika perselingkuhan datang, mereka merasionalisasikan hal tersebut dengan mengatakan kepada diri sendiri bahwa mereka telah menghabiskan seluruh hidup mereka untuk memberi kepada orang lain, dan sekarang saatnya untuk melakukan sesuatu hanya untuk diri mereka sendiri.
4. Berada dalam pernikahan yang kasar atau menahan emosi
Seperti yang ditunjukkan oleh terapis pasangan ternama Esther Perel dalam bukunya "The State of Affairs: Rethinking Infidelity," korban perselingkuhan tidak selalu menjadi korban dari hubungan tersebut.
Beberapa klien Lisa yang terlibat dalam perselingkuhan ternyata sebelumnya menjadi korban kekerasan fisik, emosional, atau verbal.
Ini juga bisa menjadi bentuk pembalasan bawah sadar, sebuah keputusan untuk menghancurkan hubungan untuk selamanya demi menyelamatkan diri. Tidak ada jalan kembali setelah perselingkuhan terbongkar, dan bumi hangus memberi mereka kesempatan untuk memulai kembali.
5. Mereka baru saja mengalami kehilangan
Salah satu pertanyaan pertama yang sering Lisa ajukan kepada klien yang mempertimbangkan perselingkuhan adalah apakah mereka baru saja kehilangan seseorang atau sesuatu yang dekat dengan mereka.
Kesedihan adalah katalis, dan seringkali seseorang yang baru saja kehilangan orang tua membuat mereka memikirkan ulang hubungan dan prioritas mereka saat ini.
(hsy/hsy)