Ilmuwan Sebut Mikroplastik Bisa Menyusup ke Otak, Begini Dampaknya!

linda hasibuan, CNBC Indonesia
16 August 2025 11:45
5 Benda Ini Bikin Warga RI Juara 1 Telan Mikroplastik
Foto: Infografis/ 5 Benda Ini Bikin Warga RI Juara 1 Telan Mikroplastik/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ahli menyebut potongan plastik kecil yang disebut mikroplastik berhasil terdeteksi dan terakumulasi di otak manusia. Meski begitu, belum ada cukup bukti apakah hal ini membahayakan atau tidak.

Potongan-potongan plastik yang sebagian besar tak terlihat ini telah ditemukan di mana-mana, mulai dari puncak gunung hingga dasar lautan, di udara yang kita hirup dan makanan yang kita konsumsi. Mikroplastik juga telah ditemukan tersebar di seluruh tubuh manusia, di dalam paru-paru, jantung, plasenta, dan bahkan melewati sawar darah-otak.

Meningkatnya keberadaan mikroplastik telah menjadi isu utama dalam upaya untuk merumuskan perjanjian polusi plastik pertama di dunia, dengan putaran terakhir perundingan PBB yang akan diadakan di Jenewa minggu depan.

Dampak mikroplastik dan bahkan nanoplastik yang lebih kecil terhadap kesehatan manusia belum sepenuhnya dipahami, tetapi para peneliti telah berupaya untuk mempelajari lebih lanjut di bidang yang relatif baru ini.

Studi paling terkemuka yang mengkaji mikroplastik dalam otak diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine pada bulan Februari.

Para ilmuwan menguji jaringan otak dari 28 orang yang meninggal pada tahun 2016 dan 24 orang yang meninggal tahun lalu di negara bagian New Mexico, AS, dan menemukan bahwa jumlah mikroplastik dalam sampel meningkat seiring waktu.

Studi ini menjadi berita utama di seluruh dunia ketika peneliti utama, ahli toksikologi AS Matthew Campen, mengatakan kepada media bahwa mereka mendeteksi mikroplastik yang setara dengan satu sendok plastik di dalam otak.

Campen juga mengatakan kepada Nature bahwa ia memperkirakan para peneliti dapat mengisolasi sekitar 10 gram plastik dari otak manusia yang didonorkan membandingkan jumlah tersebut dengan krayon yang tidak terpakai.

Spekulasi jauh melampaui bukti

Meski demikian, para peneliti lain sejak itu mendesak agar berhati-hati terhadap studi kecil ini.

"Meskipun ini merupakan temuan yang menarik, temuan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati sambil menunggu verifikasi independen," ujar ahli toksikologi Theodore Henry dari Universitas Heriot-Watt Skotlandia kepada AFP.

"Saat ini, spekulasi tentang potensi dampak partikel plastik terhadap kesehatan jauh melampaui bukti," tambahnya.

Oliver Jones, seorang profesor kimia di Universitas RMIT Australia, mengatakan kepada AFP bahwa belum cukup data untuk membuat kesimpulan yang kuat tentang keberadaan mikroplastik di New Mexico, apalagi secara global.

Ia juga menemukan bahwa sangat tidak mungkin otak mengandung lebih banyak mikroplastik daripada yang ditemukan dalam limbah mentah seperti yang diperkirakan para peneliti.

Jones menunjukkan bahwa orang-orang dalam penelitian tersebut sehat sebelum meninggal, dan para peneliti mengakui bahwa tidak ada cukup data untuk menunjukkan bahwa mikroplastik menyebabkan kerusakan.

The Transmitter melaporkan, penelitian tersebut juga memuat gambar duplikat, situs web berita ilmu saraf, meskipun para ahli mengatakan hal ini tidak memengaruhi temuan utamanya.

Menunggu data lengkap

Sebagian besar penelitian tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan bersifat observasional. Ini berarti tidak dapat menentukan sebab dan akibat.

Salah satu studi tersebut, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine tahun lalu, menemukan bahwa penumpukan mikroplastik di pembuluh darah dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian pada pasien dengan penyakit yang menyumbat arteri.

Ada juga percobaan yang dilakukan pada tikus, termasuk sebuah studi di Science Advances pada bulan Januari yang mendeteksi mikroplastik di otak mereka.

Para peneliti China mengatakan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan pembekuan darah langka di otak tikus dengan menyumbat sel sekaligus menekankan bahwa mamalia kecil ini sangat berbeda dengan manusia.

Sebuah tinjauan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022 menemukan bahwa bukti tidak cukup untuk menentukan risiko terhadap kesehatan manusia dari mikroplastik.

Namun, banyak pakar kesehatan telah mengutip prinsip kehati-hatian, dengan mengatakan bahwa potensi ancaman yang dapat ditimbulkan oleh mikroplastik memerlukan tindakan.

Sebuah laporan tentang risiko kesehatan mikroplastik oleh Institut Kesehatan Global Barcelona yang diterbitkan minggu ini menyatakan bahwa keputusan kebijakan tidak dapat menunggu data yang lengkap.

"Dengan bertindak sekarang untuk membatasi paparan, meningkatkan metodologi penilaian risiko, dan memprioritaskan populasi rentan, kita dapat mengatasi masalah mendesak ini sebelum meningkat menjadi krisis kesehatan masyarakat yang lebih luas," tambahnya.

Jumlah plastik yang diproduksi dunia telah berlipat ganda sejak tahun 2000 - dan diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat dari tingkat saat ini pada tahun 2060.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi: Mikroplastik Picu Bakteri Lebih Resisten Terhadap Antibiotik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular