
Punya Paspor Sakti, Warga Singapura Hindari Pergi ke Negara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Asia Tenggara melewatkan perjalanan ke Amerika Serikat tahun ini - karena berbagai alasan. Namun, warga Singapura ternyata paling enggan mengunjungi Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan survei terkini, Singapura menduduki tingkat yang lebih tinggi daripada negara ASEAN lain. Survei ini dijalankan terhadap 6.000 wisatawan regional.
Survei yang ditugaskan oleh CNBC Travel menunjukkan 7% warga Singapura mengatakan minat mereka untuk mengunjungi AS meningkat tahun ini, sementara lebih dari separuh (55%) mengatakan minat mereka menurun.
Kedua angka tersebut menyimpang tajam dari 44% responden Asia Tenggara yang mengatakan minat mereka terhadap AS meningkat tahun ini, dan 18% yang mengatakan minatnya menurun, menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan riset pasar Milieu Insight.
Berkali-kali, survei menunjukkan bahwa pandangan warga Singapura terhadap AS berbeda dari mereka yang berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia - seringkali dengan selisih yang lebar.
Warga Singapura adalah satu-satunya responden dalam survei yang mengatakan bahwa mereka masih mendapatkan sebagian besar informasi dari berita lokal dan internasional. Responden dari lima negara lainnya, termasuk 80% responden dari Thailand, mengatakan media sosial adalah sumber berita utama mereka.
![]() Doc: Datawrapper |
Tingkat kekhawatiran lebih tinggi
Survei, yang dilakukan dari 22 Mei hingga 10 Juni, menunjukkan bahwa warga Singapura lebih khawatir bepergian ke AS daripada negara lain di kawasan tersebut, terkait dengan:
- Keselamatan pribadi mereka di AS (+13 poin persentase)
- Kemungkinan diskriminasi atau perlakuan buruk selama di sana (+17 poin persentase)
- Tindakan oleh pemerintahan Trump (+18 poin persentase)
- Kekerasan senjata (+20 poin persentase)
- penahanan di perbatasan (+13 poin persentase)
"Karena Singapura memiliki tingkat kejahatan yang rendah, warganya memiliki ekspektasi keselamatan yang tinggi," kata Zilmiyah Kamble, dosen senior manajemen perhotelan dan pariwisata di James Cook University.
Singapura memang sering kali menempati peringkat sebagai salah satu negara teraman di dunia. Kimberly Kwok, warga Singapura, mengatakan bahwa ia menghindari AS tahun ini.
"Saya tidak terlalu tertarik pergi ke AS, terutama karena alasan keselamatan saya," ujarnya. "Banyak artikel di berita tentang kejahatan kebencian terhadap orang Asia - dan juga senjata api."
Mahasiswa Singapura, Cayla Tham, juga mengatakan senjata api, yang tidak umum di masyarakat Asia Tenggara, telah mengurangi minatnya untuk mengunjungi AS.
Politik dan tarif bukanlah perhatian utamanya, ujarnya. "Sebaliknya, lebih tentang bagaimana senjata api diizinkan. Saya merasa [peraturan] tidak benar-benar ditegakkan," paparnya.
Meski memereka memiliki paspor yang kuart, warga Singapura adalah yang paling tidak percaya diri untuk melewati pemeriksaan imigrasi AS, menurut survei tersebut. Sekitar 60% mengatakan mereka merasa prosesnya akan lancar, dibandingkan dengan 78% dari mereka yang berasal dari wilayah Asia Tenggara lainnya.
"Ketika saya pergi ke imigrasi, saya khawatir apakah saya akan ditahan hanya karena saya [etnis] Tionghoa," ujar Tiffany Ng, warga Singapura, kepada CNBC.
Ng mengatakan persepsinya tentang AS telah berubah, khususnya selama enam bulan terakhir.
"Saya merasa AS menjadi tempat yang semakin tidak aman," ujarnya. "Rasanya cukup tidak nyaman."
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asik! WNI Bebas Visa Transit ke China, Bisa Liburan Selama 10 Hari