Biaya Sekolah Kian Mahal, Anak Sekolah Minta Labubu hingga Stanley
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat memasuki tahun ajaran baru, tentunya para orang tua disibukkan dengan menyiapkan keperluan anak-anak sekolah. Bukan sekadar persiapan biasa, ternyata sekitar sepertiga orang tua mengatakan anak-anak mereka sudah meminta barang tertentu untuk keperluan sekolah.
Menariknya, menjelang masuk sekolah banyak anak-anak di AS meminta gantungan tas, seperti boneka Labubu atau Jellycat, menurut survei yang diterbitkan oleh Intuit Credit Karma, belum lama ini.
Tidak hanya itu, botol air minum atau tumbler merek Stanley, Owala, dan botol air trendi lainnya juga masih populer di tahun ajaran baru ini. Sebanyak 37% orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka menginginkannya di musim kembali ke sekolah ini.
Berikut adalah barang-barang paling umum yang menurut orang tua sudah atau akan diminta oleh anak-anak mereka mengutip CNBC Make It:
1. Pakaian dan aksesori: 58%
2. Sepatu kets, seperti Nike Revolutions dan Adidas Campus atau Sambas: 55%
3. Barang elektronik, seperti AirPods dan iPad: 43%
4. Botol air, seperti Stanleys atau Owala: 37%
5. Gantungan tas ransel dan aksesori, seperti Labubu atau Jellycat: 32%
Seperti disebutkan di atas, perlengkapan sekolah penting seperti pensil dan buku tidak termasuk dalam daftar barang yang diminta untuk persiapan kembali ke sekolah.
Hal ini karena lebih dari separuh orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka meminta barang-barang yang mereka lihat di media sosial, dan orang tua merasa tertekan untuk membeli produk-produk trendi ini karena khawatir anak-anak mereka akan merasa tersisih tanpanya, menurut survei tersebut.
Biaya tahun ajaran baru sekolah kian mahal
Di AS, Adidas Sambas anak-anak dijual dengan harga sekitar US$ 80 (sekitar Rp1,3 juta), tumbler Stanley berkisar mulai dari US$ 30 (Rp500 ribu).
Selain itu, harga untuk banyak kategori perlengkapan sekolah, seperti pensil dan tas ransel, naik 20% sejak sebelum pandemi karena inflasi dan tarif, di antara faktor-faktor lainnya, menurut analisis CNBC terhadap indeks harga produsen Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Lebih banyak orang tua mengatakan mereka tidak akan mampu membeli keperluan kembali ke sekolah tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, 44% orang tua mengatakan mereka berencana untuk berutang guna menutupi biaya kembali ke sekolah, naik dari 34% tahun lalu, menurut survei Credit Karma.
(hsy/hsy)