Berapa Kadar Gula Darah Normal? Ini Jawaban Dokter dan Cara Menjaganya

Dany Gibran, CNBC Indonesia
15 July 2025 14:38
lustrasi kadar gula darah. (Freepik)
Foto: lustrasi kadar gula darah. (Freepik)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjaga kadar gula darah tetap stabil merupakan salah satu kunci penting untuk menjaga kesehatan, baik bagi penderita diabetes maupun bagi orang yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

Tanpa disadari, kadar gula darah bisa berubah secara drastis, baik naik maupun turun dan memicu berbagai gejala yang mengganggu, bahkan bisa membahayakan nyawa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui batas normal gula darah dan memahami kapan kondisinya mulai menjadi risiko serius bagi tubuh.

Dilansir dari Popsugar, artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai kadar gula darah yang dianggap sehat, tanda-tanda ketika kadar gula terlalu tinggi atau terlalu rendah, serta tips sederhana untuk menjaga gula darah tetap stabil sepanjang hari.

Perlu diketahui, gula darah atau glukosa merupakan sumber energi utama bagi tubuh, terutama otak. Seperti dijelaskan oleh Dr. Christoph Buettner, MD, PhD, "Glukosa menyediakan energi untuk tubuh dan, khususnya, untuk otak sebagai sumber energi utama." Ketika kadar glukosa dalam darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, fungsi tubuh bisa terganggu dan berisiko menimbulkan komplikasi serius.

Berapa Kadar Gula Darah yang Normal?

Menurut American Diabetes Association (ADA), berikut adalah rentang kadar gula darah normal berdasarkan jenis pemeriksaannya:

  • Gula darah puasa (sebelum makan): 70-100 mg/dL

  • Dua jam setelah makan: Di bawah 140 mg/dL

"Setelah makan, gula darah seharusnya tetap di bawah 140 jika Anda sehat," kata Buettner.

  • HbA1c (rata-rata gula darah 2-3 bulan): Di bawah 5,7%

Gejala Gula Darah Tinggi (Hiperglikemia)

Jika kadar gula darah terlalu tinggi, mungkin mengalami gejala berikut:

  • Haus berlebihan

  • Mudah lelah

  • Mual atau rasa tidak enak badan

  • Nyeri perut

  • Napas cepat

  • Sakit kepala

Gejala Gula Darah Rendah (Hipoglikemia)

Menurut Dr. Kathleen Bethin, MD, PhD, kadar gula darah yang terlalu rendah juga bisa berbahaya. Gejala umum hipoglikemia antara lain:

  • Mengantuk atau lesu

  • Gemetar

  • Rasa lapar ekstrem

  • Emosi tidak stabil atau mudah marah

  • Berkeringat

  • Pusing

  • Wajah tampak pucat

Kadar Gula Darah yang Dianggap Berbahaya

Baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi, berikut angka kadar gula darah yang perlu diwaspadai:

1. Gula Darah Terlalu Rendah

  • Di bawah 70 mg/dL: Sudah tergolong rendah

  • Di bawah 54 mg/dL: Bisa menyebabkan kejang, pingsan, bahkan kematian

"Hipoglikemia berat - di bawah 54 mg/dL - bisa menyebabkan kejang, kehilangan kesadaran, atau kematian karena otak sangat bergantung pada glukosa," jelas Buettner.

2. Gula Darah Terlalu Tinggi

  • Di atas 180 mg/dL setelah makan: Perlu diwaspadai

  • Di atas 300 mg/dL: Berisiko tinggi

  • Di atas 600 mg/dL: Bisa menyebabkan komplikasi serius seperti ketoasidosis diabetik (DKA) atau hiperglikemik hiperosmolar (HHS)

"Kadar gula yang sangat tinggi seperti ini merupakan kondisi darurat medis," tegas Buettner.

Cara Menjaga Kadar Gula Darah Tetap Stabil

Menjaga kadar gula darah tetap stabil penting untuk mencegah diabetes dan menjaga energi tubuh sepanjang hari. Berikut tips dari para ahli:

1. Konsumsi Makanan Tinggi Serat

"Makanlah makanan tinggi serat, terutama buah dan sayuran segar," kata Dr. Bethin. Serat membantu memperlambat proses pencernaan dan mencegah lonjakan gula darah.

2. Pilih Biji-Bijian Utuh

"Biji-bijian utuh lebih baik daripada roti putih karena memperlambat penyerapan gula," jelas Bethin.

3. Minum Air Putih yang Cukup

Pria disarankan minum 15,5 cangkir cairan per hari, wanita 11,5 cangkir.

"Hindari minuman manis seperti soda dan jus, karena bisa memicu lonjakan gula darah," saran Bethin. Tambahkan lemon atau jeruk nipis agar lebih segar.

4. Rutin Berolahraga

"Olahraga membantu tubuh menggunakan insulin lebih efektif dan menjaga kestabilan gula darah," jelas Bethin.

5. Batasi Konsumsi Gula Berlebih

"Terlalu sering makan manis bisa membuat tubuh sulit mengatur gula darah," kata Dr. Morledge. Hal ini dapat memicu resistensi insulin dan risiko diabetes tipe 2.

6. Kelola Stres dengan Baik

"Stres bisa meningkatkan gula darah karena memicu hormon kortisol dan adrenalin yang menghambat kerja insulin," jelas Morledge.


(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular