Jepang Temukan Varian Covid Baru KP.3 yang Sangat Menular

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
19 July 2024 15:00
People wearing face masks to help protect against the spread of the coronavirus cool off at a cooling mist spot Monday, Aug. 1, 2022, in Tokyo. Hot weather continues in the metropolitan area as the temperature is expected to rise to 35 degrees Celsius (95 degrees Fahrenheit), according to Japan's meteorological bureau. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: AP/Eugene Hoshiko

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang tengah bergulat dengan varian baru COVID-19 yakni KP.3. Varian KP. 3 disebut sangat cepat menular dan membuat lonjakan kasus infeksi Covid-19 ke-11 di negara tersebut.

Melansir South China Morning Post, Kazuhiro Tateda, Presiden Asosiasi Penyakit Menular Jepang, mengatakan bahwa varian itu menyebar dengan cepat, bahkan dapat menulari mereka yang telah divaksinasi atau telah pulih dari infeksi sebelumnya.

"Sayangnya, sifat virus menjadi lebih tangguh dan resisten setiap kali berubah menjadi bentuk yang berbeda," kata Tateda kepada This Week in Asia.

Tateda mengatakan bahwa minggu-minggu mendatang akan menjadi waktu yang penting karena pihak berwenang akan memantau penyebaran dan dampak varian tersebut.

Meskipun ada peningkatan tajam kasus pasien Covid-19 di rumah sakit, Tateda lega karena tidak banyak dari kasus tersebut yang mengalami gejala parah.

Adapun gejala khas Covid varian KP. 3 antara lain demam tinggi, sakit tenggorokan, kehilangan penciuman dan rasa, sakit kepala, dan kelelahan.

Menurut kementerian kesehatan, fasilitas medis di seluruh Jepang mencatat peningkatan infeksi sebesar 1,39 kali lipat atau 39 persen dari tanggal 1 hingga 7 Juli 2024, dibandingkan minggu sebelumnya.

Prefektur Okinawa adalah wilayah yang paling terkena dampak virus jenis baru ini. Dilaporkan rumah sakit di sana menerima pasien rata-rata hampir 30 pasien per hari.

Varian KP.3 telah menyumbang lebih dari 90 persen kasus Covid-19 secara nasional, menurut laporan Fuji News Network, sehingga menimbulkan kekhawatiran baru mengenai kurangnya tempat tidur di fasilitas medis.

Sejak kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Jepang pada awal tahun 2020, negara Asia Timur ini telah mencatat total 34 juta infeksi dan sekitar 75.000 kematian terkait.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Jepang Tuntut Ganti Rugi karena Efek Samping Vaksin Covid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular