5 Kebiasaan Tak Terduga Albert Einstein, Bisa Bikin Jenius?

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Selasa, 05/03/2024 11:25 WIB
Foto: (AP Photo File)
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Albert Einstein adalah ilmuwan termasyhur dunia karena berhasil mengubah pemahaman tentang energi, massa, ruang, dan gravitasi. Berbagai teori yang dikemukakan mampu membuat Einstein mendapat Nobel Fisika pada 1921.

Atas dasar ini, Einstein dianggap bukan hanya ilmuwan termasyhur, tetapi orang tercerdas di dunia. Banyak orang ingin mengetahui kebiasaan-kebiasaan Einstein yang membuatnya bisa seperti itu. Sebab, kebiasaan sehari-hari terbukti punya dampak besar pada otak manusia.

Lantas, apa saja kebiasaan sehari-hari Albert Einstein?


1. Tidur 10 jam 

Para ilmuwan dikenal sebagai salah satu profesi yang punya jam tidur sedikit. Mereka lebih memilih berjibaku di dalam laboratorium atau ruang kerja untuk mencari solusi atas suatu permasalahan.

Namun, itu semua tak berlaku buat Einstein. Pasalnya, dia mengaku tidur selama 10 jam per hari, lebih banyak 2 jam dari rata-rata manusia pada umumnya. Waktu tersebut belum termasuk kegemarannya tidur siang selama beberapa jam.

Waktu tidur lebih lama memang berdampak baik bagi kesehatan manusia. Kepada BBC, ahli syaraf di Universitas Ottawa, Stuart Fogel, menjelaskan tidur tanpa mimpi berperan besar pada peningkatan memori dan pembelajaran seseorang. 

Jika mengalami kondisi demikian, maka seseorang cenderung punya kecerdasan lebih besar di pemecahan masalah baru, penggunaan logika, dan identifikasi pola masalah. Dan, semua itu berada di otak Einstein. 

Kendati demikian, bukan berarti Anda terus tidur agar bisa seperti Einstein. Waktu tidur lama harus juga disertai produktivitas saat melek.

2. Berjalan kaki setiap hari

Einstein punya kebiasaan jalan kaki 45 menit selama 3 kali dalam sehari. Dalam riset, kebiasaan tersebut bukan hanya terbukti meningkatkan kebugaran, tetapi juga daya ingat, kreativitas, dan pemecahan masalah. 

Proses berjalan, menggerakkan kaki kanan dan kiri secara bergantian, melatih keseimbangan otak. Pada titik ini, kerja otak jadi lebih berimbang, sehingga bagian-bagian otak bisa bekerja lebih optimal. Ketika terjadi orang biasa punya pemikiran lebih cemerlang.

3. Makan spaghetti

Einstein diketahui penggemar makanan Italia, spaghetti. Namun, apakah spaghetti terbukti meningkatkan kecerdasan? Sayangnya, tidak.

Otak adalah organ paling rakus karena mengkonsumsi 20% energi tubuh. Namun, konsumsi itu bukan didapat dari karbohidrat, seperti spaghetti. Kelebihan karbohidrat malah berbahaya bagi tubuh. Alih-alih cerdas, otak malah jadi lebih mudah mengantuk. Energi tubuh pun jadi lebih cepat habis. 

4. Merokok

Einstein adalah perokok cerutu akut. Saking akutnya dia pernah memungut sisa-sisa tembakau untuk dimasukkan kembali ke cerutu. Lagi-lagi, merokok tidak membuat seseorang pintar. Alih-alih berdampak cerdas, seseorang malah bisa tewas. 

Semua riset ilmiah menyebut menghisap rokok tidak baik. Semua organ tubuh bisa melemah. BBC menyebut dalam kasus Einstein merokok memang tak membuatnya pintar, tetapi memang dia sudah pintar dari awalnya. Jadi tak ada korelasi antara kecerdasan Einstein dan hobi merokok.

5. Tidak pernah pakai kaus kaki

Gaya berpakaian Einstein cenderung berubah. Namun, satu hal yang pasti yaitu penolakannya terhadap kaus kaki. Seumur hidup dia tak pernah pakai kaus kaki. Pasalnya, jempol kakinya selalu melubangi kaus kaki hingga bolong. Alhasil, dia pun ogah pakai kaus kaki lagi karena terus merugi.

Meski begitu, tidak ada korelasi keengganan pakai kaus kaki dengan kecerdasan. Ini semua hanya mode berpakaian Einstein. 

Jadi, itulah 5 kebiasaan sehari-hari Albert Einstein. Seperti pepatah, kebiasaan baik perlu ditiru dan kebiasaan buruk harus ditinggalkan. 


(mfa/mfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi Rendang Low Fat, Antara Warisan dan Teknologi