Perkara Bully Seret Anak Vincent Rompies, Binus DO Seluruh Pelaku

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 21/02/2024 14:05 WIB
Foto: Logo Binus School Serpong

Jakrta, CNBC Indonesia - Perkara kasus perundungan (bullying) siswa yang menyeret anak artis Vincent Rompies membuat Binus School Serpong buka suara. Sekolah itu mengatakan tidak mentoleransi aksi kekerasan baik fisik, psikis maupun emosional dan mengecam semua aksi senada baik di dalam maupun luar sekolah.

Sekolah pun mengatakan tengah melakukan investigasi. Bahkan seluruh siswa yang terbukti terlibat telah dikeluarkan.


"Insiden kekerasan yang dialami oleh siswa kami dilakukan oleh sejumlah siswa lainnya, yang terjadi di luar lingkungan sekolah dan di luar jam sekolah," kata Hubungan Masyarakat Binus School Serpong Haris Suhendra, dalam keterangan tertulis yang diperoleh CNBC Indonesia, Rabu (21/2/2024).

"Setelah mengetahui insiden tersebut, pihak sekolah melakukan investigasi secara intensif. Seluruh siswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan sudah tidak menjadi bagian dari komunitas Binus School," tambahnya.

Sejumlah siswa lain yang turut menyaksikan kejadian juga telah mendapatkan sanksi disiplin keras. sekolah pun berjanji kooperatif membantu segala proses investigasi dari pihak berwajib.

"Menyadari bahwa insiden ini melibatkan anak-anak di bawah umur, kami memohon pengertian dari seluruh publik terhadap posisi sekolah untuk tidak dapat membagikan detail terkait privasi baik korban maupun semua yang terlibat dalam insiden ini," tambah keterangan sekolah tersebut lagi.

"Sekali lagi kami menekankan bahwa tidak ada alasan yang membenarkan segala bentuk kekerasan. Fokus utama sekolah saat ini adalah untuk memberikan dukungan dan pendampingan yang dibutuhkan oleh korban dan keluarga," tambahnya.

Kasus ini bermula sejak 2 Februari. Korban, 17 tahun, mendapat kekerasan dengan cara dipukul, disundut dengan rokok, hingga dicekik dan diikat ke tiang. Ini berada di sebuah warung yang berlokasi di dekat pos sekolah.

Korban disebut sempat melaporkan ke kakanya. Ini pun diketahui para pem-bully yang kemudian kembali merundungnya 13 Februari.

Belum diketahui pasti motif kekerasan. Namun perpeloncoan terkait kelompok atau geng bernama GT.

Disebut ada 11 pelaku kekerasan yang terlibat. Mengutip detik, korban sudah membuat laporan ke Polres Tangerang Selatan (Tangsel).

"LP sudah masuk ke Unit PPA Polres Tangsel," kata Kasie Humas Polres Tangsel Iptu Wendy Afrianto.

"Sudah dilakukan cek TKP dan sekarang masih dilakukan penyelidikan oleh penyidik unit PPA Polres Tangsel," ujarnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kosmetik Wajib Halal 2026, Begini Proses Sertifikasinya