Riset: Orang Rela Habiskan Jutaan Sebulan di Tinder & Bumble

Intan R. D, CNBC Indonesia
12 December 2023 10:35
FILE PHOTO: The dating app Tinder is shown on an Apple iPhone in this photo illustration taken February 10, 2016. REUTERS/Mike Blake/Illustration
Foto: Tinder (REUTERS/Mike Blake)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dating apps atau aplikasi kencan, meski bisa digunakan secara gratis, juga menawarkan layanan premium alias berbayar. Biasanya layanan premium berisi fitur unggulan yang tidak ada bagi pengguna reguler.

Biaya langganan layanan premium ini relatif tak murah. Channing Muller (38), seorang konsultan yang baru pindah ke Chicago mengaku menghabiskan lebih dari US$ 100 (Rp 1,5 juta), sebulan untuk menggunakan layanan premium aplikasi kencan.

Miller awalnya merupakan pengguna Bumble, tak lama kemudian ia berlangganan tiga aplikasi kencan lainnya yaitu The League, Hinge dan Match. Karena ingin mendapatkan hasil yang maksimal dari platform tersebut, dia jadi mendaftar untuk versi berbayarnya.

"Ketika Anda serius ingin menjalin hubungan, Anda akan mempertaruhkan uang Anda," kata Muller yang berprofesi sebagai konsultan pemasaran, dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (10/12/2023).

Era Aplikasi Kencan Gratis Sudah Berakhir

Tinder (Reuters)Foto: Tinder (Reuters)

Era aplikasi kencan gratis perlahan mulai berakhir. Perusahaan aplikasi kencan seperti Tinder dan Bumble mulai berusaha meningkatkan pendapatan mereka. Sementara para lajang semakin merasa bahwa aplikasi kencan adalah satu-satunya cara mereka untuk menemukan cinta.

Menurut laporan terbaru oleh Pew Research Center, sekitar 35% orang Amerika yang pernah menggunakan situs web atau aplikasi kencan pernah membayar untuk melakukannya.

Rata-rata pengguna aplikasi kencan berbayar menghabiskan sekitar US$19 per bulan, menurut data dari Morgan Stanley awal tahun ini.

Namun, ada pula yang mengeluarkan lebih banyak uang untuk langganan aplikasi kencan.

"Hari-hari yang disubsidi modal ventura sudah berakhir," kata Blaine Anderson, seorang konsultan kencan pria di Austin, Texas.

Ia mengatakan banyak kliennya yang menghabiskan ratusan dolar sebulan hanya untuk aplikasi kencan.

"[Perusahaan] ingin memonetisasi layanan yang mereka berikan kepada para lajang yang bersemangat," imbuhnya.

Aplikasi kencan dilaporkan mengalami perlambatan pertumbuhan pengguna akhir-akhir ini. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran investor bahwa 'bulan madu' akan berakhir bagi industri kencan online di AS, tulis Morgan Stanley dalam laporannya baru-baru ini.

"Saya pikir ada perasaan lelah terhadap aplikasi secara umum," kata Kathryn Coduto, asisten profesor di Universitas Boston yang mempelajari perilaku internet.

Dalam penelitiannya, Coduto menemukan bahwa banyak orang menggunakan hingga empat aplikasi kencan sekaligus.

"Aplikasi-aplikasi tersebut diambil dari kumpulan kencan yang sama, sehingga [pengguna] melihat orang yang sama, berjodoh dengan orang yang sama, dan tidak menemukan orang baru," kata Coduto.

"Hal ini menimbulkan perasaan frustrasi dan pertanyaan seperti, 'Apa gunanya (menggunakan aplikasi kencan)?'" sambungnya.

Sebagai tanggapan, aplikasi kencan mencoba memikat pengguna dengan keanggotaan eksklusif dan fasilitas unik.

Fitur premium benar-benar dapat mempercepat dan meningkatkan kualitas jodoh dan tanggal Anda," ujar Andorson.

Di aplikasi kencan Coffee Meets Bagel, pengguna yang membayar US$34,99 per bulan dapat mengirim karangan bunga virtual, sementara Tinder memungkinkan pelanggan tertentu swipe orang di kota berbeda.

Pengguna Grindr dapat melihat profil dalam jumlah tak terbatas jika mereka membayar US$39,99 per bulan, dibandingkan dengan 99 profil yang tersedia untuk pengguna gratisnya.

Membayar untuk menemukan cinta, tentu saja, bukanlah hal baru.

"Orang-orang telah membayar untuk hal-hal seperti iklan pribadi, pengalaman kencan kilat, pelatih kencan dan hubungan serta pencari jodoh," kata Coduto.

Ada beberapa bukti yang menunjukan bahwa aplikasi kencan berbayar memberikan hasil. Coffee Meets Bagel mengatakan pengguna berbayarnya mendapatkan kencan 60% lebih banyak dibandingkan non-pelanggannya.

Sementara Pew Research menemukan orang yang bertemu pasangannya melalui suatu aplikasi, cenderung membayar untuk layanan tersebut.

Namun ketika berurusan dengan romansa dan cinta, uang hanya bisa digunakan sejauh ini.

"Pada akhirnya, menurut saya banyak orang membayar untuk menggunakan aplikasi kencan karena aplikasi ini memberi mereka rasa kendali atas proses yang sering kali terasa penuh ketidakpastian," ungkap Coduto.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Pakai Tinder! Banyak Pengguna Sudah Punya Pasangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular