Barista Starbucks Akui Boikot Berhasil, 33% Pelanggan Kabur
Jakarta, CNBC Indonesia - Starbucks menjadi sasaran boikot di tengah serangan brutal yang terus dilancarkan Israel ke Palestina. Perusahaan jaringan kopi asal Amerika Serikat itu tercatat memiliki 35.771 kedai di seluruh dunia hingga 2022.
Boikot ditargetkan kepada Starbucks setelah pihak manajemen menggugat serikat pekerja, Starbucks Workers United, pada awal Oktober 2023 lalu. Gugatan tersebut muncul setelah serikat pekerja menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina. Namun, pernyataan solidaritas yang diunggah melalui X itu telah dihapus.
Menurut keterangan resmi Starbucks, gugatan tersebut dilayangkan karena Starbucks Workers United dianggap menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual perusahaan.
Meski perusahaan sudah memberikan klarifikasi, seruan untuk memboikot Starbucks masih terus menggema, bahkan meluas di banyak negara.
Seorang pengguna TikTok dengan akun @ambrose_darling yang mengaku bekerja sebagai barista di sebuah Starbucks di Amerika Serikat menyebut bahwa gerakan boikot berhasil.
"Ada penurunan order yang signifikan. Saya bisa katakan sekitar sepertiga dari jumlah pelanggan yang biasanya datang sekarang tak muncul lagi, dan saya bicara soal pelanggan yang sebelumnya benar-benar datang setiap hari," ujarnya,
"Boikot berhasil, jadi ayo terus lakukan itu," imbuhnya.
Pada Minggu (5/11/2023) kemarin, pada saat jutaan warga Jakarta turun ke jalan untuk menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina, gerai Starbucks yang berlokasi di area Sudirman, Jakarta ditutup. Padahal, gerai tersebut biasanya melayani pelanggan selama 24 jam.
(hsy/hsy)