Doyan Makan Daging Merah Bikin Diabetes? Ini Hasil Studinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi besar baru yang dilakukan oleh para peneliti Harvard menunjukkan mengonsumsi dua porsi daging merah per minggu meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Ini merupakan hasil penelitian yang diterbitkan Kamis (19/10/2023) di American Journal of Clinical Nutrition.
Para penulis mengatakan sekitar 462 juta orang di seluruh dunia terkena diabetes tipe 2, dan angka ini terus meningkat pesat. Penelitian hubungan daging merah dan risiko diabetes tipe 2 ini tidak baru, namun penulis penelitian terbaru ingin memperbaiki yang lama dengan menambahkan rincian tentang bagaimana diagnosis diabetes dipengaruhi oleh asupan daging merah dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian tersebut mengamati hubungan antara daging merah dan diabetes tipe 2 pada populasi berbeda di seluruh dunia. Para penulis mempelajari 216.695 orang yang telah berpartisipasi dalam Studi Kesehatan Perawat, Studi Kesehatan Perawat II dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan, yang direkrut pada tahun 1976 hingga 1989.
Pada periode selanjutnya, hampir 22.800 orang menderita diabetes tipe 2, dan mereka yang makan daging merah paling banyak memiliki risiko 62% lebih tinggi terkena penyakit ini, dibandingkan dengan orang yang makan paling sedikit.
Menurut penelitian tersebut, mengonsumsi daging merah yang diproses atau tidak diolah dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi, yakni masing-masing sebesar 51% dan 40%.
Sementara itu, profesor ilmu nutrisi dan pangan di University of Reading di Inggris Gunter Kuhnle berpendapat penelitian ini tidak membuktikan makan daging merah menyebabkan diabetes tipe 2. Dia tidak terlibat dalam penelitian ini.
Namun para penulis penelitian ini mengatakan beberapa faktor biologis bisa memengaruhi hubungan antara daging merah dan diabetes tipe 2.
Pertama, nilai lemak, yang tinggi dalam daging merah, telah ditemukan mengurangi sensitivitas insulin dan fungsi sel beta di pancreas. Selain itu, zat besi heme - jenis zat besi yang ditemukan dalam makanan hewani - dapat meningkatkan resistensi insulin, gangguan fungsi sel beta dan stres oksidatif, serta ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.
Peningkatan penggunaan asam amino glisin, yang secara alami terdapat pada sebagian besar protein, juga diamati setelah konsumsi daging merah dan dikaitkan dengan risiko diabetes.
Kelebihan lemak tubuh adalah faktor risiko lain untuk diabetes, dan konsumsi daging merah adalah salah satu faktor makanan yang memiliki hubungan terbesar dengan penambahan berat badan, menurut penelitian tersebut.
"Pencegahan diabetes penting karena penyakit ini sendiri merupakan beban serius, dan juga merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan ginjal, kanker, dan demensia," kata salah satu penulis penelitian tersebut, Xiao Gu dikutip dari CNN International, Sabtu (21/10/2023).
Berdasarkan temuan penelitian tersebut, Dr. Walter C. Willett mengatakan, membatasi konsumsi daging merah menjadi sekitar satu porsi per minggu adalah hal yang masuk akal bagi orang-orang yang ingin mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Willet merupakan penulis studi senior, profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Gu menambahkan, memilih sumber protein nabati juga akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim, serta manfaat lingkungan lainnya.
(dce)