9 Mitos Kesehatan, No. 2 Paling Sering Disebut-sebut

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
09 October 2023 08:10
Ilustrasi Makanan Sehat (Designed by senivpetro / Freepik)
Foto: Ilustrasi Makanan Sehat (Designed by senivpetro / Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak mitos mengenai kesehatan yang beredar di masyarakat. Sayangnya, banyak dari mitos tersebut yang menyesatkan, padahal sudah terlanjur dipercaya oleh banyak orang. 

Seperti mitos susu kedelai membuat risiko kanker payudara, hingga makanan tanpa lemak lebih sehat ketimbang berlemak.

Melansir CNA Lifestyle, berikut 10 mitos kesehatan yang berdampak pada tubuh, berdasarkan survei kepada 10 ahli pada bidang gizi.

1. Mitos Buah Segar dan Sayuran selalu lebih sehat ketimbang makanan kaleng, makanan beku, dan makanan kering.

Terlepas dari informasi makanan segar adalah yang terbaik, penelitian terbaru menemukan bahwa buah, sayuran beku, makanan kaleng, makanan kering sama bergizinya dengan sayuran segar. Hal ini diungkapkan Direktur Keamanan Nutrisi dan Kesetaraan Kesehatan di Departemen Pertanian AS Sara Bleich.

Namun, menurut Bleich, beberapa variasi makanan kaleng, beku dan kering ada yang mengandung bahan tambahan seperti gula, lemak jenuh, natrium. Sehingga harus diperhatikan label nutrisi produk yang akan dikonsumsi.

2. Mitos Semua Lemak Itu Buruk

Penelitian yang diterbitkan pada 1940an menemukan korelasi antara pola makan tinggi lemak dan kadar kolesterol tinggi. Para ahli beralasan bahwa jika Anda mengurangi jumlah total lemak dalam pola makan, maka akan mengurangi risiko penyakit jantung.

Lalu pada tahun 1980an para dokter, pakar, kesehatan federal, industri makanan, dan media melaporkan bahwa pola makan rendah lemak dapat bermanfaat bagi semua orang, meski tidak ada bukti yang kuat dapat mencegah penyakit jantung, kelebihan berat badan, dan obesitas.

Namun Asisten Profesor Kedokteran di Pusat Nutrisis Manusia Universitas California, Vijaya Surampudi, menegaskan tidak semua lemak itu buruk. Ia menjelaskan lemak jenuh dan trans lemak dapat meningkatkan risiko sakit jantung atau stroke. Sedangkan lemak tak jenuh yang ditemukan dalam minyak zaitun dan minyak nabati dari alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian justru dibutuhkan oleh tubuh. 

3. Mitos Kalori Saat Diet

Memang benar jika mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar kemungkinan berat badan Anda bertambah. Begitu juga sebaliknya, berat badan bisa turun jika kalori yang dibakar lebih banyak daripada kalori yang dikonsumsi.

Namun penelitian tidak ada yang menunjukkan bahwa makan lebih banyak akan menyebabkan kenaikan berat badan yang mengakibatkan obesitas. Menurut Profesor Nutrisi dan Kedokteran di Sekolah Ilmu dan Kebijakan Nutrisi Friedman di Universitas Tufts, Darius Mozaffariah jenis makanan yang dimakan kemungkinanan yang menjadi pemicu.

Makan olahan seperti sereal, biskuit, energy bar, soda, permen merupakan jenis yang berbahaya bagi penambahan berat badan. Karena makanan itu cepat dicerna dan membanjiri aliran darah dengan glukosa, fruktosa dan asam amino, yang diubah menjadi lemak oleh hati.

4. Mitos Orang Dengan Penyakit Diabetes Tipe 2 Tidak Boleh Makan Buah

Mitos ini berkaitan dengan dengan jus buah yang dapat meningkatkan kadar gula darah, karena kandungan gula yang tinggi dan rendah serat.

Namun penelitian menemukan bahwa hal itu tidak terjadi. Beberapa penelitian menunjukkan mengonsumsi buah satu porsi perhari terutama blueberry, anggur, dan apel memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.

Dan penelitian lain menunjukkan bahwa jika Anda sudah menderita diabetes tipe 2, mengkonsumsi buah utuh dapat membantu mengontrol gula darah. Hal ini diungkapkan Ahli Penyakit Dalam Direktur dan Direktur Pengobatan Kuliner dan Pengobatan Gaya Hidup di Kaiser Permanente San Francisco, Dr. Linda Shiue.

5. Mitos Susu Berbasis Tanaman Lebih Sehat Dari Susu Hewani

Ada persepsi bahwa susu nabati seperti oat, almond, dan kedelai lebih bergizi dari susu sapi.

"Itu tidak benar," kata Profesor Sistem Pangan Berkelanjutan dari Arizona State University dan Mantan Wakil Menteri Pertanian AS Kathleen.

Susu sapi mengandung sekitar delapan gram protein per cangkir, sedangkan susu almond biasanya mengandung sekitar 1 atau 2 gram per cangkir.

Selain itu dijelaskan pula susu berbasis tanaman juga mengandung lebih banyak bahan tambahan seperti natrium dan gula. Sehingga dapat mengganggu kesehatan dibanding susu sapi.

6. Mitos Kentang Buruk Bagi Anda

Kentang sering difitnah mengandung karbohidrat mudah dicerna dan dapat meningkatkan gula darah.

Sebaliknya kentang itu dapat bermanfaat bagi kesehatan, kata Petugas Program Komunitas Pangan dan Kesehatan Masyarakat di Johns Hopkins Center For Livable Future, Daphene Altema Johnson. Kentang kaya akan vitamin C, potassium, serat, dan nutrisi lainnya terutama dikonsumsi bersama kulit.

Kentang juga mudah untuk didapatkan masyarakat dan mudah untuk disiapkan seperti dipanggang, direbus, dan dikukus.

7. Mitos Alergi dan Makanan

Selama bertahun-tahun ahli mengatakan kepada orang tua baru bahwa cara terbaik untuk mencegah anak terkena alergi makanan adalah memberikan mereka makanan yang menyebabkan alergi.

Namun kini pakar mengusulkan untuk mengenalkan produk seperti kacang pada anak sejak dini. Meski dengan takaran yang sangat diawasi, kata Dr. Ruchi Gupta, seorang profesor pediatri dan direktur Pusat Penelitian Alergi & Asma Makanan di North-Western.

8. Mitos Protein Dalam Tanaman Tidak Lengkap

Ahli nutrisi dan profesor kedokteran di Universitas Stanford Christopher Gardner, membantah mitos tanaman kehilangan beberapa asam amino. Namun kenyataannya semua makanan nabati mengandung 20 asam amino, termasuk sembilan asam amino esensial

Bedanya proporsi asam amino tersebut tidak ideal pada asam amino pangan hewani, jadi untuk mendapatkan campuran yang cukup, anda hanya perlu mengonsumsi berbagai makanan nabati, seperti kacang, biji-bijian.

9. Mitos Makanan Berbasis Kedelai Picu Kanker Payudara

Estrogen tanaman dosis tinggi dalam kedelai yang disebut isoflavon telah ditemukan merangsang pertumbuhan sel tumor payudara dalam penelitian pada hewan.

"Namun, hubungan ini belum dibuktikan dalam penelitian pada manusia," kata seorang profesor dan ketua departemen nutrisi di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan, Dr. Frank B. Hu.

Sejauh ini, ilmu pengetahuan tidak menunjukkan adanya hubungan antara asupan kedelai dan risiko kanker payudara pada manusia. Sebaliknya, mengonsumsi makanan dan minuman berbahan dasar kedelai seperti tahu, tempe, edamame, miso, dan susu kedelai mungkin memiliki efek perlindungan terhadap risiko kanker payudara.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kahiyang Ayu Bagi Tips Diet yang Bikin Turun BB 30 Kilogram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular