
Alasan Tak Terduga Banyak Hewan Lakukan Hubungan Sesama Jenis

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan sesama jenis yang menjadi perdebatan sekaligus kerap ditentang masyarakat dunia ternyata tidak hanya ditemukan pada manusia, tetapi juga hewan. Hal ini terbukti melalui studi terhadap lebih dari 6.000 spesies mamalia.
Melansir dari The New York Times, para ilmuwan telah mengamati perilaku hubungan sesama jenis pada lebih dari 1.500 spesies hewan, seperti jangkrik, landak laut, lumba-lumba botol, dan bonobo.
Hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa hubungan sesama jenis ini sudah muncul sejak awal kerajaan hewan. Namun, hubungan sesama jenis pada mamalia disebut baru muncul ketika jenis hewan menyusui itu mulai hidup dalam kelompok sosial.
Meskipun tidak menghasilkan keturunan, hubungan sesama jenis disebut menghasilkan keuntungan lain, salah satunya adalah meredakan konflik.
"Perilaku ini (hubungan sesama jenis) kemungkinan besar berkontribusi pada pembentukan dan pemeliharaan hubungan sosial yang positif," kata ahli biologi evolusi di Stasiun Eksperimental Zona Arid di Almeria, Spanyol sekaligus penulis studi, Jose Gomez, dikutip Jumat (13/10/2023).
Melalui studinya, Gomez dan rekan-rekannya mencari pola evolusi besar yang menyebabkan munculnya hubungan sesama jenis pada beberapa spesies.
Para peneliti melakukan survei terhadap 6.649 spesies mamalia yang berasal dari nenek moyang mirip reptil sekitar 250 juta tahun yang lalu. Dalam literatur ilmiah, mereka mencatat spesies apa saja yang terindikasi melakukan hubungan sesama jenis.
Adapun, kriteria hubungan sesama jenis dalam studi ini adalah kencan dan perkawinan hingga ikatan hubungan jangka panjang.
![]() |
Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 4 persen atau 261 spesies dari seluruh spesies mamalia menunjukkan perilaku hubungan sesama jenis. Analisis menunjukkan bahwa sebagian besar jenis mamalia, baik jantan maupun betina, sama-sama berpotensi melakukan hubungan seksual sesama jenis.
Para peneliti kemudian menyelidiki bagaimana perilaku ini muncul pada mamalia melalui "pohon evolusi" atau garis evolusi. Hasilnya, spesies yang masuk di seluruh cabang "pohon evolusi" menunjukkan bahwa hubungan sesama jenis muncul secara independen dalam setiap garis keturunan.
"Berdasarkan data yang tersedia saat ini, tampaknya hubungan sesama jenis telah berevolusi beberapa kali," kata Dr. Gomez.
Para peneliti menyimpulkan bahwa anggota awal dari kelompok besar mamalia yang hidup saat ini, seperti primata atau kucing, kemungkinan besar tidak melakukan hubungan seksual sesama jenis. Namun, hubungan sesama jenis baru muncul ketika garis keturunan baru berevolusi.
Hidup dalam kelompok sosial memberikan banyak manfaat bagi mamalia, seperti perlindungan ekstra dari predator. Namun, ini juga menciptakan tantangan baru. Hewan mamalia mungkin membentuk hierarki, seperti hewan peringkat atas menjaga hewan peringkat bawah agar patuh. Namun, konflik-konflik ini bisa menyebabkan perpecahan kelompok yang tidak menguntungkan siapa pun.
Dr. Gómez mengatakan, hubungan seksual sesama jenis mungkin adalah salah satu cara bagi mamalia untuk mengendalikan hubungan sosial, membentuk ikatan dan hubungan, berdamai setelah konflik, atau untuk mengalihkan konflik menjadi kencan.
Sementara itu, Primatolog di University of Lethbridge di Kanada, Paul Vasey, yang tidak terlibat dalam studi mengatakan bahwa sejumlah peneliti menyimpulkan bahwa faktor utama hubungan sesama jenis adalah evolusi kelompok sosial.
"Bagi siapa pun yang akrab dengan literatur, saya rasa mungkin tidak mengejutkan jika menemukan alasan perilaku seksual sesama jenis adalah berkaitan dengan sifat sosial," kata Dr. Vasey.
"Akan lebih baik jika melihat kesimpulan ini didukung oleh metode yang digunakan oleh para penulis," lanjutnya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli Temukan Bukti Banyak Hewan Lakukan Hubungan Sesama Jenis