RUU Kesehatan Bikin 'Banjir' Dokter Asing? Ini Jawaban Menkes

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
11 July 2023 16:52
Budi Gunadi Sadikin dalam acara Talk show B20 Summit di BNDCC Nusa Dua Bali, Minggu (13/11/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Budi Gunadi Sadikin (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjawab kekhawatiran banyak orang, seperti anggota dewan dari fraksi PKS dan Demokrat, serta organisasi profesi di sektor kesehatan, yang menganggap RUU Kesehatan akan menyebabkan Indonesia kebanjiran dokter dan tenaga kesehatan asing.



Dia menjelaskan, sebetulnya dalam UU itu, terbukanya sektor kesehatan Indonesia oleh nakes asing juga tetap melalui syarat khusus. Misalnya harus lulus evaluasi kompentensi, wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), hingga Surat Izin Praktek (SIP). Meskipun untuk dokter spesialis tidak perlu.

"Itu bedanya dengan aturan yang lama. Yang lama enggak boleh, kalau dia lulusan Harvard Medical School, the best university in the world, itu dia dianggapnya sama saja dengan lulusan universitas di negara mana, benua mana, yang standarnya pendidikan rendah," kata BGS, sapaan Budi Gunadi Sadikin, seusai pengesahan RUU Kesehatan menjadi UU di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Selain karena masih adanya syarat tersebut, dia juga mengimbau kepada pihak-pihak yang masih menutup diri terhadap masuknya tenaga kesehatan asing untuk berkaca dari sejarah perbankan Indonesia. Dahulu, perbankan tanah air sempat menutup diri dari bank-bank dan bankir asing sebelum krisis 1998, dan saat pembukaan setelah krisis itu.

Karena pernah berprofesi lama sebagai seorang bankir, BGS mengajak masyarakat untuk memahami sejarah ini. Sebab terbukti saat ini Indonesia memiliki bank-bank kuat yang memiliki standar internasional setelah pembukaan pembatasan terhadap bank-bank asing sebelum krisis keuangan 1998.

"Sekarang lihat perbankan kita ada BCA, Mandiri, semua standarnya sama dengan standar perbankan luar negeri. Karena bankir-bankir kita sudah ter-expose, begitu mereka tahu sistem bagus mereka paham, karena saya bankir, saya tahu itu," tegas BGS.

Ia pun mengingatkan, saat bank-bank asing diperbolehkan beroperasi di tanah air, tidak ada satu pun bank asung yang membawa ribuan bankir dari negara asalnya untuk bekerja di Indonesia. Malah mereka hanya membawa 5-10 orang bankir top untuk mendidik bankir Indonesia memiliki kapasitas sesuai standar internasional.

"Dengan dibukanya saat krisis itu, terbuka semua, Citibank bisa buka ratusan cabang, CIMB Niaga dari Malaysia saja bisa buka 300 lebih, apa yang terjadi? tidak ada ribuan bankir asing datang, itu enggak ada," tegasnya.

"Yang terjadi perusahaan-perusahaan multinasional besar datang bawa 10-15 orang, dia rekrut lulusan-lulusan terbaik dari FEUI, FE UGM, dididik dengan sistem perbankan yang baru, dikirim ke luar negeri sehingga standarnya jadi bagus. Akibatnya standar bank di Indonesia naik kualitasnya tanpa masuknya ribuan bankir asing," ungkapnya.

BGS pun memastikan ini karena telah bertemu juga dengan menteri kesehatan negara-negara besar saat forum G20 dan G7. Saat pertemuan itu, ia mengeklaim tak ada satupun menkes negara maju yang menyatakan kelebihan dokter sehingga harus bisa dimasukkan ke Indonesia.

"Semua bilang kekurangan dokter," tuturnya.

Lagipula, ia melanjutkan, berdasarkan pola standar yang ada, orang-orang yang masuk ke fakultas kedokteran di Indonesia adalah orang-orang yang paling pintar di sekolahnya. Maka, menurut BGS, tidak perlu khawatir kalah bersaing dengan dokter atau tenaga kesehatan asing.

"Semua orang terpintar di SMA saya masuknya kedokteran bukan jadi bankir. Oleh karena itu, bankir saja bisa saya encourage makanya teman-teman dokter anda bisa, anda putra putri terbaik bangsa tidak usah takut dengan kompetisi," tutur Budi.

"Sehingga dengan kita membuka diri tidak akan menurunkan derajat kita, membuka diri akan tingkatkan kualitas dan yang paling penting masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang semakin baik," ujarnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dokter Muda Curhat ke Menkes, 8 Kali Nggak Lulus Ujian STR...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular