
Kemenkes: Kasus Antraks Gunungkidul Masuk Kategori KLB

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebutkan bahwa kasus penyakit antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sudah dapat dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dr. Imran Pambudi, antraks dapat ditetapkan sebagai KLB oleh pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul karena ada ditemukan kasus kematian.
"Kalau secara definisi, [KLB] sudah bisa disampaikan, ya, karena ada kematian. Namun, kembali lagi ini adalah kewenangan dari daerah untuk bisa menyatakan KLB atau bukan," ujar dr. Imran dalam konferensi pers daring, Kamis (6/7/2023).
Dalam kesempatan yang sama, dr. Imran menjelaskan bahwa antraks sudah menjadi penyakit epidemis di DIY sejak 2016. Pada tahun tersebut, antraks sudah menimbulkan kasus positif, tetapi tidak ada korban meninggal dunia.
Namun, pada 2023 antraks di DIY mencatatkan tiga kasus meninggal sehingga dapat masuk ke dalam kategori KLB. Menurut dr. Imran, satu korban yang meninggal berstatus suspek antraks, sementara dua warga lainnya tidak diperiksa, tetapi diketahui memiliki kontak erat dengan sapi mati penyebab antraks.
Sebagai informasi, pembahasan terkait KLB telah tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Dalam permenkes itu disebutkan bahwa KLB adalah kondisi timbul atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Hingga saat ini, Kemenkes telah mencatatkan 93 kasus positif antraks dan tiga kasus meninggal. Tiga korban meninggal berasal dari Kecamatan Semanu, Gunungkidul, DIY.
Antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Umumnya, penyakit ini menyerang hewan herbivora, seperti sapi, kambing, hingga domba dan dapat menular ke manusia.
"Penyakit ini bisa menular kepada manusia. Bakteri penyebab Antraks ini bila kontrak dengan udara akan membentuk spora," jelas dr. Imran.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Sebenarnya Kasus Antraks di Gunungkidul Terungkap