Benarkah Daging Antraks Aman Dimakan Setelah Direbus Sejam?

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
06 July 2023 19:40
Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang dengan menggunakan pakaian alat pelindung diri melakukan pengecekan kesehatan sapi yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) di area Kecamatan Cipondoh, Tangerang, Banten, Rabu (15/6/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Hewan ternak (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada anggapan di masyarakat bahwa daging hewan ternak yang terkena bakteri antraks aman dikonsumsi apabila telah direbus lama minimal satu jam. Benarkah demikian?

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian (Kementan RI), Syamsul Ma'arif  menegaskan bahwa daging hewan ternak, seperti sapi, kambing, dan domba yang terpapar antraks tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat. Dia menyebutkan, daging yang terpapar antraks tidak boleh dikonsumsi karena penularan antraks dapat terjadi sangat cepat, bahkan saat daging dibuka.

"Jangankan direbus, saat membuka saja sudah tidak boleh," tegas Syamsul dalam konferensi pers daring, Kamis (6/7/2023).

"Enggak boleh dibuka. Begitu dibuka, bakterinya langsung membuka spora yang bisa bertahan bertahun-tahun dengan suhu berapapun," kata dia lagi.

Syamsul mengatakan, perubahan iklim atau lingkungan dapat membuat antraks menjadi bersifat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia, serta bisa bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah.

"Begitu dia dibuka, perubahan iklim atau suasana, atau lingkungan, itu sudah langsung membentuk spora yang menahan dirinya dengan perlakuan fisik maupun kimiawi. Itu mereka tetap bisa bertahan," kata Syamsul.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dr. Imran Pambudi, mengatakan bahwa antraks yang berkontak dengan udara akan membentuk spora. Spora tersebut akan menjadi pelindung bagi antraks.

"Bakteri penyebab Antraks ini bila kontrak dengan udara akan membentuk spora," jelas dr. Imran.

"Spora ini fungsinya sebagai pelindung sehingga bakteri yang ada di dalam spora akan sulit untuk mati. Ini bisa bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah," imbuhnya.

Sebagai tambahan, penularan kasus antraks bisa terjadi melalui empat cara, tiga di antaranya adalah kontak dengan kulit, pencernaan, dan udara. Kasus yang paling membahayakan adalah melalui hirupan spora.

"Spora itu begitu dihirup biasanya dalam waktu 24 jam sudah menyebabkan kematian. Beda kalau dengan konsumsi daging, itu masih bisa ada waktu kita melakukan penanganan pada manusianya," terang Syamsul.

Sebagai informasi, antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Umumnya, penyakit ini menyerang hewan herbivora, seperti sapi, kambing, hingga domba dan dapat menular ke manusia.

Hingga saat ini, Kemenkes telah mencatatkan 93 kasus positif antraks dan tiga kasus meninggal. Tiga korban meninggal berasal dari Kecamatan Semanu, Gunungkidul, DIY. Menurut Kemenkes, kasus penyebaran antraks berawal dari penyembelihan dan konsumsi daging hewan ternak yang terpapar.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! 4 Jenis Makanan Ini Bikin Kolesterol Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular