
Gegara Israel, Indonesia Bisa Gagal Jadi Host Turnamen Ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Meski orang Bali terkenal dengan toleransi dan keramahannya, ketegangan antara Indonesia dan Israel sejak tahun 1940-an bisa menyebabkan Indonesia bisa gagal menjadi tuan rumah turnamen bergengsi internasional.
Acara tersebut ialah ajang olahraga pantai dan air, edisi kedua World Beach Games yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada 5 Agustus hingga 12 Agustus. Dalam ajang tersebut, para atlet bersaing dalam 14 bidang olahraga seperti selancar dan voli pantai.
Setelah terpukul ekonominya karena dilumpuhkan oleh pandemi, Pulau Bali pada Juli lalu menawarkan untuk menjadi tuan rumah acara tersebut. Tapi hak tuan rumah Bali untuk acara tersebut berada di ujung tanduk.
Tahun lalu, Komite Olimpiade Indonesia memberikan jaminan bahwa atlet kualifikasi dari semua negara akan diterima di pertandingan tersebut. Tapi Gubernur Bali Wayan Koster sekarang mengatakan bahwa atlet Israel tidak diterima di Bali.
"Saya tetap konsisten menolak keikutsertaan tim Israel di World Beach Games 2023 di Bali," katanya, dikutip dari Aljazeera pada Sabtu, (18/6/2023).
Mundur ke belakang, Indonesia beberapa waktu lalu juga sempat ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023 pada 20 Mei. Saat itu Indonesia menolak kehadiran tim sepak bola Israel di Bali dan menuduh badan sepak bola dunia itu melakukan standar ganda untuk memasukkan Rusia ke daftar hitam atas invasinya ke Ukraina sambil menutup mata terhadap tindakan Israel.
"Saya mengajak masyarakat Bali untuk berdoa bersama agar FIFA tergerak untuk bertindak adil dengan menyingkirkan tim Israel di Kejuaraan Dunia U-20 FIFA, sama seperti saat menyingkirkan tim Rusia di Kejuaraan Dunia FIFA 2022 di Qatar," kata Koster.
![]() |
Pemerintah pusat belum secara terbuka mengomentari langkah untuk melarang Israel dari World Beach Games. Tetapi reaksi publik terhadap gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Tanah Air cukup beragam. Ada ribuan netizen mengecam pemerintah di media sosial karena mencampurkan politik dan agama dengan olahraga.
Para pelaku pariwisata di Bali juga menyayangkan hilangnya penerimaan pariwisata yang diproyeksikan mencapai ratusan juta dolar oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Komite Olimpiade Israel, sementara itu, menuntut para atletnya diizinkan berkompetisi di World Beach Games. Israel juga menolak para atletnya tunduk pada kondisi khusus yang diperdebatkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Dito Ariotedjo dalam upaya menit-menit terakhir untuk menyelamatkan piala dunia, seperti bermain di stadion kosong, atau tidak mengibarkan bendera Israel dan tidak bermain. lagu kebangsaan Israel - yang dilarang di Indonesia.
![]() |
Dewan Olimpiade Asia yang berbasis di Dubai telah secara resmi mengisyaratkan persetujuannya dengan Israel, dengan mengatakan dewan tersebut "sangat percaya pada kekuatan olahraga untuk mempromosikan inklusivitas".
Tetapi kurang dari dua bulan hingga World Beach Games dimulai, badan penyelenggara, Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC), menolak untuk mengatakan apakah Bali akan kehilangan hak tuan rumah jika atlet Israel tidak diizinkan untuk hadir dan telah menjelaskan pertanyaan tersebut.
"Kami telah menerima jaminan dari Komite Olimpiade Indonesia bahwa semua delegasi dan perwakilan akan diberikan hak yang sama dan tidak berkurang untuk memenuhi syarat, mendaftar dan masuk ke Republik Indonesia dan pulau Bali," kata juru bicara ANOC kepada Al Jazeera.
Richard Baka, salah satu direktur Olympic Research Network di Victoria University di Australia, mengatakan bahwa kemungkinan World Beach Games di Bali akan dibatalkan jika Israel tidak diizinkan untuk hadir adalah hal logis.
"AS dan negara-negara lain, saya cukup yakin, akan mendukung Israel," katanya.
Seorang pakar pertandingan Olimpiade yang diakui secara internasional, Susan Brownell dari University of Missouri di St. Louis sependapat, ia mencurigai Komite Olimpiade Internasional (IOC) mungkin akan turun tangan.
"ANOC, yang dipimpin oleh Syekh, mungkin akan dengan senang hati mengecualikan Israel, tetapi IOC mungkin akan mengambil tindakan untuk mencegahnya," katanya, mengacu pada Presiden Dewan Olimpiade Asia Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah, seorang pemimpin yang kuat.
IOC juga dapat memberikan sanksi kepada Indonesia karena melanggar Piagam Olimpiade, tambah Brownell.
"Itu terjadi ketika tuan rumah Indonesia mengecualikan Taiwan dan Israel dari Asian Games 1962. IOC melarang Indonesia dari Olimpiade 1964 bersama dengan atlet yang pernah berkompetisi di sana dari kompetisi berikutnya, "katanya.
Heather Dichter, seorang profesor sejarah olahraga di Universitas De Montfort di Inggris, mengatakan sejarah kemungkinan akan terulang kembali.
"Larangan tahun 1962 dan baru-baru ini ketika Piala Dunia U-20 diambil dari Indonesia memberi kami cara untuk memprediksi masa depan," kata Dichter.
Jika World Beach Games berjalan dengan cara yang sama, "pilihannya tidak terlihat bagus" untuk ANOC, katanya, menjelaskan bahwa turnamen sepak bola lebih mudah dipindahkan karena begitu banyak negara memiliki stadion sepak bola tetapi kekurangan infrastruktur untuk kompetisi multi-acara seperti World Beach Games.
Ross Taylor, mantan Komisaris Pemerintah Australia Barat untuk Indonesia dan pendiri Indonesia Institute mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perselisihan tentang World Beach Games politis, tetapi negara dan Presiden Joko Widodo akan mendapat preseden buruk jika pertandingan dibatalkan.
"Ini akan semakin merugikan posisi Indonesia, dan khususnya warisan Jokowi," katanya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Termasuk Israel, Inilah Peserta Piala Dunia U-20 di Indonesia
