Suhu Panas Mendidih, Waspada Nyamuk Ganas Penyebab DBD

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
12 June 2023 20:00
Ilustrasi Nyamuk (Image by mika mamy from Pixabay)
Foto: Ilustrasi Nyamuk (Image by mika mamy from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Suhu panas ekstrem yang tengah membakar sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa waktu belakangan ini ternyata menghadirkan ancaman kesehatan baru. Selain dapat menyebabkan sunburn, ternyata suhu panas mendidih sangat disukai oleh nyamuk penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Imran Pambudi, MPHM mengungkapkan bahwa nyamuk dengue akan semakin ganas bila berada di suhu cuaca yang tinggi. Karena itu, masyarakat diminta semakin waspada terhadap gigitan nyamuk ganas ini.

"Jadi frekuensi dia menggigit itu akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat," ujar dr. Imran pada konferensi pers ASEAN Dengue Day, Senin (12/6) di Jakarta.

Kemenkes mencatat, jika melihat tren kasus sejak 1968, ada kenaikan kasus DBD saat terjadinya anomali cuaca panas El Nino. Apalagi, sejumlah studi juga telah menunjukkan bahwa nyamuk dengue menjadi semakin ganas ketika musim panas. Namun, nyamuk DBD juga aktif pada musim hujan karena serangga ganas tersebut menyukai genangan air. 

Data Kemenkes pada 27 November 2022 menunjukkan kasus DBD dalam periode 10 tahun terakhir mulai naik setiap bulan November, puncak kasus pada Februari, lalu kasus mulai turun pada Maret-April. Siklus ini terjadi selama 10 tahun terakhir.

Tips agar terhindari dari nyamuk DBD saat musim panas

Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan 3M plus:

1. Menguras dan menyikat

2. Menutup tempat penampungan air

3. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.

Jika memungkinkan, untuk mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengue, masyarakat juga dianjurkan untuk menanam tumbuhan pengusir nyamuk seperti sereh wangi, geranium, dan rosemary. 

Pemberantasan nyamuk tidak dianjurkan dengan fogging, sebab fogging hanya berdampak sesaat. Efeknya kadang-kadang malah merugikan kesehatan manusia.

"Saat sudah meminimalkan penggunaan fogging, yang harus dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk secara massal, berkesinambungan dan kalau endemis, ini harus dilakukan sepanjang tahun," ucap dr. Imran.

Cara pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah melalui vaksin dengue. Hal ini menjadi salah satu intervensi yang efektif dalam penanggulangan dengue di Indonesia.

Saat ini ada dua jenis vaksin yang sudah mempunyai izin edar dari BPOM dan beredar di pasaran yaitu vaksin Dengvaxia dan vaksin Qdenga.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penderita Diabetes Rentan Kena Efek Ngeri dari Suhu Panas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular