Anak Juga Bisa Kena Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter
Jakarta, CNBC Indonesia - Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga bisa diderita oleh anak-anak dan remaja.
Dokter Anak Konsultan Nefrologi Prof. Dr.dr. Syarifuddin Rauf, Sp.A (K) mengatakan, hipertensi pada anak memberikan dampak pada kesehatan kardiovaskular pada masa dewasa, karena pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) telah berlangsung sejak masa anak.
Menurutnya, hipertensi pada anak dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan hipertensi yang tidak disebabkan oleh penyakit, yang dikenal sebagai hipertensi primer/esensial dan hipertensi sekunder.
"Berdasarkan faktor risikonya, hipertensi pada anak dibedakan menjadi 2 yaitu hipertensi primer/esensial dan hipertensi sekunder," kata Prof. Syarifuddin pada webinar 'Cegah dan Kendalikan Hipertensi untuk Hidup Sehat Lebih Lama' pada Selasa (6/6/2023).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Hipertensi Primer dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Jenis hipertensi ini lebih sering terjadi pada anak yang usianya lebih tua, misalnya 6 tahun ke atas.
Faktor risiko yang dikaitkan dengan terjadinya hipertensi esensial adalah riwayat hipertensi dalam keluarga, obesitas, berjenis kelamin laki-laki, dan memiliki diabetes tipe 2 atau kadar gula darah tinggi.
Sedangkan Hipertensi Sekunder bisa terjadi karena disebabkan oleh kondisi lain, dan memang lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyebab dari hipertensi ini meliputi penyakit ginjal kronis, penyakit ginjal polikistik, masalah jantung, seperti penyempitan parah (koarktasio) aorta, gangguan adrenal dan hipertiroidisme.
Tanda-tanda hipertensi anak
Hipertensi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala di tahap awal penyakit. Akan tetapi, ada beberapa tanda yang bisa mengindikasikan anak sedang mengalami keadaan darurat akibat tingginya tekanan darah.
Pada bayi baru lahir, hipertensi dapat memberikan gejala sesak napas, berkeringat, gelisah, pucat/sianosis, muntah, dan kejang. Pada anak yang lebih besar, gejala dan tanda berikut ini perlu dipikirkan kemungkinan hipertensi: rasa lelah, kejang, penurunan kesadaran, sakit kepala, mendadak penglihatan kabur, mual, perdarahan hidung (mimisan), nyeri dada, kenaikan berat badan yang tidak adekuat, perawakan pendek, dan kelumpuhan otot.
Cara cegah dan atasi hipertensi anak
Secara umum, penanganan hipertensi pada anak tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Beberapa cara berikut dapat membantu mencegah sekaligus mengatasi hipertensi seperti menerapkan diet hipertensi, biasakan anak aktif bergerak, jauhkan anak dari asap rokok, konsumsi makanan sehat, kurangi asupan garam, dan berikan obat penurun tekanan darah sesuai anjuran dokter.
(miq/miq)