
Kenali Tanda Hipertensi Sejak Awal dan Cara Mengendalikannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang sering kali tidak disadari keberadaannya. Penyakit ini baru diketahui ketika penderita mengalami komplikasi berbahaya.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), dr. Erwinanto SpJP (K), FIHA mengatakan bahwa seseorang yang didiagnosis hipertensi bila hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistolik (angka yang pertama) berkisar 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik (angka yang kedua) berkisar 90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.
Lalu, Hipertensi tahap 2 yakni tekanan sistolik nya mencapai 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi. Serta krisis hipertensi yakni pengukuran tekanan darah lebih tinggi dari 180/120 mmHg.
"Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Hipertensi ada beberapa klasifikasi yakni pada pada 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 mmHg, atau tekanan diastolik berkisar 90-99 mm Hg," kata dr Erwinanto pada webinar 'Cegah dan Kendalikan Hipertensi untuk Hidup Sehat Lebih Lama' pada Selasa (6/6/2023).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%.
Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis.
Adapun penyebab hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres.
Erwinanto pun mengimbau masyarakat untuk mengukur tekanan darah secara akurat, untuk mengetahui menderita hipertensi atau tidak. Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40% dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20%.
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau olahraga olah tubuh seperti yoga. Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Cara Turunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat