Stroke Kuping Ditertawakan Dokter Singapura? Begini Mulanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Komedian Kiky Saputri baru-baru ini curhat melalui akun Twitter nya terkait fasilitas kesehatan di Indonesia. Dalam cuitannya, Kiky menceritakan pengalaman saat mertuanya didiagnosis stroke kuping oleh dokter di Indonesia.
"Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba-tiba pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya," tulis Kiky melalui akun @kikysaputrii, Selasa (7/3/2023).
Lantaran semakin parah, sang mertua akhirnya dibawa ke Singapura untuk menjalani perawatan. Namun, setelah berobat di sana, dokter mengatakan penyakit yang dialami oleh mertuanya hanya flu biasa yang membuat kuping jadi bindeng.
"Akhirnya ke RS Spore & diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh. Kocak kan?,"sambungnya.
Kicauan Kiky Saputri itu viral dan menuai banyak komentar. Beberapa mengkritik komentar Kiky, sementara yang lain membantah bahwa memang benar ada yang dimaksud stroke kuping.
Ia pun kembali menjelaskan dalam serangkaian kicauan. Komedian itu menegaskan, kalimat "mana ada stroke kuping" adalah komentar dari dokter di Singapura, bukan dirinya.
Namun tak sedikit pula yang memuji Kiky untuk bersuara atas pengalaman dirinya yang mendapat diagnosis berbeda dari tenaga medis di Indonesia dan luar negeri.
"Harus berani selama kita benar, tidak mengada-ngada dan berharap ada perbaikan. Bukan begitu Pak Presidenku?" tulis Kiky sambil menyebut akun Jokowi.
Lalu, benarkah ada kondisi medis yang disebut stroke kuping?
Lantas benarkah ada stroke kuping?
Mengutip Health Harvard, fungsi pendengaran setiap orang secara alami menurun seiring bertambahnya usia. Seringkali satu telinga memiliki fungsi pendengaran yang lebih baik dibanding kuping satunya. Namun jika gangguan pendengaran muncul tiba-tiba di salah satu telinga tanpa sebab yang jelas, Anda mungkin mengalami gangguan pendengaran sensorineural mendadak (SHL) atau semacam tuli saraf. Kondisi ini terkadang disebut stroke kuping oleh sejumlah tenaga kesehatan di Indonesia.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan SHL, tetapi para ahli menunjukkan beberapa kemungkinan alasan yakni infeksi virus, kerusakan sistem kekebalan tubuh, cedera peradangan pada telinga, atau aliran darah yang tersumbat ke telinga atau bahkan kombinasi dari semuanya.
SHL dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, meskipun cenderung terjadi paling banyak di kelompok usia 50-an dan 60-an. Biasanya menyerang satu telinga saja.
"Anda mungkin merasa telinga Anda tersumbat. Pendengaran Anda juga tidak hilang sekaligus. Ini adalah penurunan bertahap selama beberapa menit atau bahkan berjam-jam, seperti udara bocor dari ban," papar Dr. Steven Rauch, ahli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan dari Massachusetts Eye and Ear.
(hsy/hsy)