
BPJS Kesehatan Surplus, Jokowi & Negara Lain Sampai Bingung

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, berhasilnya BPJS Kesehatan membalikkan kondisi keuangannya dari yang selama ini defisit menjadi surplus membuat banyak orang bingung, termasuk Presiden Joko Widodo.
Ali berujar, sejak didirikan pada 2014, BPJS kesehatan memang selalu mencatatkan surplus. Pada tahun itu, aset dana jaminan sosial kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan defisit sebesar Rp 3,31 triliun, 2019 menjadi minus Rp 51 triliun dan pada 2020 defisitnya Rp 5,69 triliun.
Barulah pada 2021 kondisi aset berisi dana jaminan sosial kesehatan itu mulai surplus menjadi sebesar Rp 38,76 triliun, lalu kenaikannya berlanjut hingga 2022 menjadi sebesar Rp 56,51 triliun. Momen kenaikan ini menurutnya banyak ditanyakan orang saat ini.
"Sejak di dirikan BPJS itu selalu defisit dan itu membuat pusing semua pihak. Kondisi BPJS yang mulai bagus itu dua faktor eksternal dan internal, tetapi ini merupakan sebuah hal yang luar biasa, dan saya selalu ditanya," kata Ghufron dalam acara Menuju 10 Tahun JKN di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Ghufron berujar, kondisi surplus keuangan BPJS Kesehatan itu tidak hanya membuat masyarakat umum bingung dan bertanya-tanya. Presiden Jokowi maupun dunia internasional kata dia juga sampai bertanya langsung kepada dirinya cara membuat keuangan BPJS Kesehatan bisa surplus.
"Tidak hanya bapak presiden yang menanyakan kok bisa jadi positif, bagaimana? Tetapi teman-teman dari berbagai negara nanya kok bisa positif, bagaimana?" ucap Ghufron.
Ia tidak menjawab secara serius cara menangani defisit BPJS Kesehatan itu hingga akhirnya bisa surplus. Ghufron hanya memastikan, kondisi surplus keuangan BPJS Kesehatan ini akan terus dijaga untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi peserta atau masyarakat Indonesia.
"Saya sampaikan memang orang-orang Indonesia itu sukanya negatif, lah kalau ditanya anda hasil periksanya bagaimana positif atau negatif? ya lebih baik hasil periksanya negatif karena kalau positif jadi persoalan," turur Ghufron.
"Setelah positif kita banyak terobosan baru sampai rumah sakit itu kita bayar, dari dulu BPJS Kesehatan belum bisa bayar akhirnya kita minta bank untuk bisa bayar dulu. Tapi sekarang tidak hanya kita berharap dan saya yakin tidak punya utang tapi belum terverifikasi saja kita sudah jaga cashflow RS yang pelayannya bagus kita berikan uang muka," ucap dia.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 21 Penyakit yang Pengobatannya Tak Gratis Meski Punya BPJS