Bukan Cuma Hermes Birkin, 6 Tas Ini Juga Bisa untuk Investasi

Lifestyle - Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
03 January 2023 15:20
Dior Daniel Arsham Double Zip Crossbody Pouch (Photo: Rebag) Foto: Dior Daniel Arsham Double Zip Crossbody Pouch (Photo: Rebag)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tas kini bukan hanya sebagai pelengkap gaya atau aksesori semata. Beberapa tas branded ternyata mulai menjadi instrumen investasi menguntungkan yang bisa menghasilkan banyak cuan.

Sebab, tas mewah keluaran desainer terkenal kerap mengalami kenaikan harga yang dapat dijual sewaktu-waktu dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli.

Pada 2020, potensi investasi tas high-end melampaui karya seni langka, mobil, dan wiski, menurut Riset Pasar Seni. Pada tahun 2027, pasar tas diperkirakan akan mencapai US$100 miliar, dibandingkan dengan US$72 miliar pada 2022.

Charles Gorra, pendiri situs preloved tas desainer branded, mengatakan bahwa ia terus memperhatikan nilai jual barang-barang mewah preloved yang banyak dicari. Dari hasik pengamatannya, dia menemukan ada enam tas desainer yang benar-benar bernilai dan bisa menjadi investasi. 

Apa saja itu? Berikut ulasannya mengutip CNBC Make It:


1. Telfar

NEW YORK, NEW YORK - APRIL 23: Barber and Salon Stylist, Inessa Gurina, is seen wearing a green ASOS sherpa coat, black laced top, black leather pants, back heels accessorized with a small black Telfar shopping bag on April 23, 2021 in New York City. (Photo by Arturo Holmes/Getty Images)Foto: Telfar bags (Photo by Arturo Holmes/Getty Images)
NEW YORK, NEW YORK - APRIL 23: Barber and Salon Stylist, Inessa Gurina, is seen wearing a green ASOS sherpa coat, black laced top, black leather pants, back heels accessorized with a small black Telfar shopping bag on April 23, 2021 in New York City. (Photo by Arturo Holmes/Getty Images)

Telfar Shopping Bag adalah sebuah tas dari kulit imitasi yang tiba-tiba ramai digunakan oleh para orang-orang di industri kreatif di Brooklyn, New York. Berkat permintaan yang tinggi dan terbatas, selebritas seperti Dua Lipa, Oprah Winfrey, dan Beyoncé, juga turut mengincar tas ini.

Tas Telfar memiliki retensi nilai rata-rata 195%, yang berarti bahwa terjadi kenaikan harga hampir dua kali lipat dari harga eceran aslinya.

Nilai tersebut jauh di atas nama desainer besar lainnya seperti Chanel, misalnya, yang menawarkan retensi nilai rata-rata 87%.

Didirikan pada tahun 2005 oleh Telfar Clemens, setiap model Telfar Shopping Bag dijual mulai US$150 (Rp2,3 juta) hingga US$300 (Rp4,6 juta).

2. Hermes

President Donald Trump and first lady Melania Trump, carrying a Hermes handbag, walk to Marine One across the South Lawn of the White House in Washington, Friday, Feb. 15, 2019, for the short trip to Andrews Air Force Base en route to Palm Beach International Airport, in West Palm Beach, Fla., then to Mar-a-Lago. (AP Photo/Carolyn Kaster)Foto: Ilustrasi Tas Hermes (AP Photo/Carolyn Kaster)

Bukan rahasia lagi kalau tas Hermes sering dijadikan sebagai instrumen investasi. Bahkan, konon keuntungan dari investasi tas Hermes bisa melampaui emas dan saham. 

Merek mewah asal Prancis ini memiliki kenaikan nilai rata-rata 103%. Tas Hermes seri Birkin dan Kelly terkenal selalu berhasil dijual kembali dengan harga tinggi karena merupakan dua barang favorit dari rumah mode Hermès.

Hermes Birkin memiliki retensi nilai rata-rata 96%, sedangkan Kelly rata-rata 108%. Birkin Sellier yang langka memiliki retensi nilai rata-rata yang sangat tinggi, yaitu 226%.

3. Louis Vuitton

Louis Vuitton (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)Foto: Louis Vuitton (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)
Louis Vuitton (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)

Desainer unicorn lainnya adalah Louis Vuitton yang menawarkan nilai jual kembali yang menguntungkan.

Misalnya, tas Nigo Keepall Bandoulière memiliki retensi nilai rata-rata 119%, sedangkan Louis Vuitton x NBA Ball in Basket Bag memiliki retensi nilai rata-rata 147%. Nilai retensi rata-rata merek saat dijual kembali adalah 92%.

4. Chanel

A luxury handbag from Chanel is displayed at The RealReal shop, a seven-year-old online reseller of luxury items on consignment in the Soho section of Manhattan, in New York City, New York, U.S., May 18, 2018. Picture taken May 18, 2018. REUTERS/Mike SegarFoto: REUTERS/Mike Segar
A luxury handbag from Chanel is displayed at The RealReal shop, a seven-year-old online reseller of luxury items on consignment in the Soho section of Manhattan, in New York City, New York, U.S., May 18, 2018. Picture taken May 18, 2018. REUTERS/Mike Segar

Nilai jual kembali tas Chanel naik dengan kenaikan harga pasar utamanya. Naik 12 poin persentase dari tahun 2021, retensi nilai rata-rata merek adalah 87%, meskipun beberapa tas bisa tembus 100%.

Deauville Tote dan Grand Shopping Tote dari Chanel adalah salah satu tas dengan nilai tertinggi, masing-masing mempertahankan rata-rata 112% dan 110% dari nilainya di pasar tas second.

5. Mini editions

Tas edisi ini adalah investasi yang terbaik karena diproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit dan memiliki permintaan yang tinggi. Tidak heran, edisi mini seringkali naik harganya di pasar sekunder.

Misal, Louis Vuitton Speedy Mini HL Handbag harganya naik 201% saat dijual kembali, sementara Fendi Micro Baguette vintage mempertahankan 149% nilai ecerannya di pasar sekunder.

6. Collaborations

Dior Daniel Arsham Double Zip Crossbody Pouch (Photo: Rebag)Foto: Dior Daniel Arsham Double Zip Crossbody Pouch (Photo: Rebag)
Dior Daniel Arsham Double Zip Crossbody Pouch (Photo: Rebag)

Tas hasil kolaborasi desainer adalah investasi yang sangat baik karena merupakan edisi terbatas yang sering terjual habis.

Kolaborasi tote bag Balenciaga dan Gucci memiliki retensi nilai rata-rata 122%, sementara tas Gucci x Balenciaga The Hacker Project Camera memiliki kenaikan 116% dari nilai eceran awalnya saat dijual kembali.

Kolaborasi Dior dan artis Daniel Arsham juga mencatatakan penjualan yang baik, yang mempertahankan 139% dari nilai ecerannya di pasar sekunder.

Tidak semua tas desainer jadi investasi yang bagus

Tas tangan yang terlalu trendi sering kali ketinggalan zaman dalam beberapa tahun, dan karena itu nilainya tidak tinggi di pasar sekunder.

Tentu saja, ada beberapa pengecualian. Sebuah tas mungkin tiba-tiba kembali hits lalu nilai retensi rata-ratanya naik, seperti kasus Dior Saddle, Balenciaga City, dan Fendi Baguette.

Konsumen juga harus mewaspadai model dengan pasokan besar tapi permintaan rendah, seperti Louis Vuitton Alma, yang hanya memiliki nilai retensi rata-rata 67%.

Model tas tangan lain yang biasanya tidak memiliki nilai investasi tinggi termasuk tas Chanel Tricolor Classic Double Flap, yang nilai retensi rata-ratanya hanya 38%, dan Prada Double Zip Lux Tote, yang hanya menghasilkan 35% dari nilai aslinya saat dijual kembali.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Resesi Mengancam? Simak Ya Tips Cuan Jualan Tas Bekas Branded


(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading